Senin, 14 Maret 2011

Cinta piano - part 2

            @rumah Agni
Agni baru saja pulang dari sekolah. Dari kejauhan, ia melihat keramaian di depan rumahnya. Perasaannya campur aduk. Pintu rumahnya terbuka. Dia tetap memberanikan diri untuk masuk. Ia melihat ayahnya duduk di ruang tamu sambil tertunduk
            “Pa..” Panggil Agni ingin meminta penjelasan. Ayahnya pun segera memeluknya sambil menangis.
            “Mama kamu pergi untuk selamanya sayang”
            Tak ada suara yang keluar dari bibir Agni. Ia terdiam, tapi ia juga tak mengeluarkan setetes air matapun. Dia terlalu shock, hingga tak bisa menangis.
            “ke..keke?” tanya Agni terbata-bata sambil melepaskan pelukan ayahnya
            “Keke lagi di kamarnya. Ia tak mau keluar dari tadi” Agni pun segera ke kamar Keke. Dia masuk dan mengelus kepala Keke lembut
            “Ka Agni, kenapa mama mesti pergi ? Mama nggak sayang sama Keke?” Agni menggeleng lemah, kemudian ia memeluk Keke. Ia tidak tau harus memberikan jawaban apa, karena sebenarnya dia sendiri membutuhkan jawaban.Dari luar Agni memang terlihat tegar tapi hatinya jancur berantakan


            @pemakaman, keesokan harinya.
            “Agni kita pulang yuk” ajak papanya/. Agni hanya menggeleng.
            “Agni, lo yang kuat ya. Maaf, kita pulang dulu ya.” Agni hanya menangguk. Semenjak Kematian Ibunya, Agni memang menjadi pendiam. Setelah semuanya pulang, Agni duduk di dekat kubur mamanya.
            ‘Ma, Agni butuh penjelasan. Kenapa mama mesti ninggalin Agni sama Keke? Kenapa harus secepat ini?’ tanya Agni dalam hati
            “Semua bakalan balik ke sana juga.” Kata seorang cowok yang mengagetkan Agni. Agni tak menoleh, ia tetap memandangi nisan mamanya
            “Nyokap gue juga meninggal waktu gue masih kecil”  kata cowok itu lagi
            “Gue nggak ngerti kenapa harus secepat ini.” kata Agni yang akhirnya ngomong juga.
            “Itu udah rencana Tuhan. Yakin deh, itu pasti yang terbaik buat lo.” Agni kembali diam
“Gue emang nggak cukup pandai untuk menenangkan lo, tapi gue Cuma mau bilang, klo lau mau gue bisa pinjemin pundak gue supaya lo bisa nangis. Sebenarnya gue nggak suka liat lo nangis, gue lebih suka liat senyum lo. Tapi gue lebih nggak suka liat lo sok kuat, padahal lo hancur banget”
“Gue nggak tau harus kayak gimana. Bokap jarang di rumah, gue sering ngerasa sepi. Dulu ada nyokap, tapi sekarang?! Gue sayang banget sama nyokap. Gue dekat banget sama dia. Gue ngerasa hampa. Gue nggak tau harus kayak gimana di hadapan adik gue yang butuh kekuatan. Gue takut kasih sayang yang gue berikan buat Keke, kurang. Gue takut Keke jadi hancur. Gue takut nggak bisa jadi kakak yang baik. gue takut sendiri. Gue takut Ka” Agni mengeluarkan semua yang ia rasakan. Ia pun menangis di pelukan Cakka. Tangisan yang selama ini tak pernah keluar, ketika tau mamanya meninggal.
“Lo nggak perlu takut. Lo nggak sendiri. Ada Keke, bokap lo, teman2 lo, gue, juga orang2 di sekitar yang sayang sama lo. Lo Cuma perlu merubah cara pikir lo untuk melihat semua itu.” kata Cakka

            @kamar Agni
            “Ma, agni kangen...” Agni kembali meneteskan air mata
            ‘Ka Cakka?’ kata Agni tiba2. ‘kata2 lo tadi, ngingetin gue samaa.....ah, tapi nggak mungkin.’


            @SMP 45
            Keke jadi lebih pendiam dari sebelumnya. Keke sekarang lebih suka menyendiri. Kalau teringat ibunya, ia langsung akan menangis. Oik yang menjadi teman dekatnya pun dicuekin begitu saja oleh Keke.
            “Gue bingung harus kayak gimana menghadapi sifat Keke yang jadi tertutup seperti ini. Kemarin gue liat dia mau bunuh diri. Ini bukan Keke yang biasanya.”
            “Ya elah, lo yang teman baiknya aja nggak tau, apalagi kita.” seru Ray. Deva hanya diam.
            Ketika bel yang menandakan istirihat berbunyi, Semuanya segera ke kantin, kecuali Deva dan Keke. Ketika Deva sedang membaca-baca catatan fisikanya, ia mendengar suara isakan tangis Keke.
            “Nih..” kata Deva sambil menyodorkan sapu tangannya. Tapi Keke malah terdiam, Deva pun menarik tangannya Keke dan meletakkan sapu tangan itu di tangannya Keke.
            “Pake aja” kata Deva tulus. Keke pun tersenyum pahit
            “Makasih.”
            “Ke, pulang sekolah lo ikut gue ya. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat.”

Teng,,teng,,,teng.,,,
            “Yuk Ke.” Ajak Deva sambil menarik tangan Keke. Keke Cuma nurut aja.

@panti asuhan kasih Bunda
            “Ka Deva...” teriak anak2 panti asihan itu.
            “Halooo, adik2 semua..kenalin ini teman kakak, Keke”
            “Selamat siang Kak Keke..” sahut anak2 panti sambil tersenyum. Keke pun hanya membalas tersenyum
            “Ya udah kalian main dulu ya. Kakak mau ngomong bentar sama Kak Keke” kata Deva
            “Lo beruntung Ke. Lo masih punya bokap.Lo masih ngerasain disayang, dimanja sama nyokap lo. Tapi anak2 di sini, jangankan disayang, melihat orang tua mereka aja nggak pernah. ”
            “Lo kok bisa kenal sama mereka sih?”
            “Karena gue salah satu dari mereka.” Keke terbelalak. “Iya, gue dulu juga di panti ini. Tapi waktu gue kelas 3 SD, gue diangkat sama mama & papa gue sekarang. Tapi gue bahagia, karena gue bisa merasakan kasih sayang orang tua” Keke mencoba meresapi semua
            “Bukan berarti gue nyuruh lo supaya nggak ingat atau nggak usah tangisin ibu lo. Bukan kayak gitu. Tapi semua ada waktunya. Jangan samapai itu merubah sikap lo. Kasihan tuh si Oik udah nyerah ngadapin sikap lo yang kayak gini. Life must go on, Ke. Bukan berarti lo mau ngikut nyokap lo. Itu bukan caranya. Kalo lo ngelakuin itu, nyokap lo malah jadi sedih karena anak yang ia sayang bisa bersikap seperti itu.” Keke diam, kembali air matanya mengalir “Gue kangen sama senyum lo” lata Deva sambil menghapus air mata Keke, yang sukses juga membuat pipi Keke merah padam. Deva pun hanya tersenyum untuk menutupi semua rasa aneh yang ada di hatinya.

            @gedung tua
            Setelha selesai les piano, semuanya pun bergerak untuk pulang.
            “Ka Rio, kita pulang bareng ya” ajak Shilla
            “Maaf ya Shill, gue mau latihan buat TM (Teenage Multitalent) sama Ify” tolak Rio halus, sambil tersenyum
            “Oh ya udah nggak apa2 kak.” Ujar Shilla,kemudian pergi
            “fy, kita mau nyanyi lagu apa nih?”
            “Gimana Kalau lagunya Padi Kasih tak sampai?”usul Ify
            “lo yakin mau nyanyi lagunya Padi? Kenapa nggak cari lagu cewek aja gitu?”
            “nggak deh ka. Itu aja, gue suka lagu itu.”
            “Ya udah kalau itu mau lo.” Rio pun memainkan pianonya.
Indah terasa Indah...Bila kita berdua dalam alunan cinta
Sedapat mungkin terciptakan rasa...
            “rioo.” Rio menghentikan permainan piano, Ify pun menghentikan nyanyiannya
            “ganggu ya?”
            “nggak kok. Cuma latihan buat TM. Lo tau gue di sini dari siapa?”
            “nyokap lo yang bilang.”
            “Masuk aja. Nggak usah malu2 gitu kali.”
            “Hehehe..Yo, lo nggak kenalin dia sama gue?” tanya cewek itu yang sedang menunjuk Ify “Cewek lo ya yo?” wajah Ify dan rio langsung merah kayak kepiting rebus.
            “Apaan sih lo. Nggak, ini adik teman gue. Kita berdua disuruh ikut TM. Oh ya, kenalin, Ini Ify, dan Ini Acha.” Ify mengulurkan tangan tapi tersenyum pahit
            “Nggak usah kayak gitu mukanya. Gue sepupunya rio kok.” Ify yang dengar pernyataan Acha langsung lega
            “Ya udah. Kita mein bareng aja yuk. Gue main piano, lo nyanyi, cha lo main biola ya.” Setelah melakukan aransemen yang berbeda, saran2 yang diberikan Acha maka latiha hari itu pun berakhir.
            “Capeee...makan yuuk..Gue traktir” ajak Acha.
            “Ayuuuuk...” teriak  Rio semangat

@Shilla
            ‘Ka Rio kok lebih mentingin si Ify sih. Uh, kesal..dia selalu aja nolak permintaan gue.’ Batin Shilla. Ia pun menendang-nendang kaleng yang berserakan di jalan. Tak disangka hujan deras pun turun, mengguyurnya. Tapi ia tidak perduli. Pikirinnya tentang Rio membuat Shilla jadi nggak merasakan apapun
Tiiiiiiiiiiiiit.....Tiiiiiiiiiiiiiiiit........
Terdengar bunyi klakson mobil dari arah belakang Shilla, kemudian berhenti di sampingnya. Dari mobil Jazz hitam itu terlihat seorang cowok yang menggunakan celana panjang jeans, sepatu kets hikau, baju kaos putih, dan jaket berwarna hijau. Ia turun sambil membawa payung dan menghampiri Shilla
            “Ngapain lo di sini malam begini?” Nggak ada jawaban dari Shilla
            “Lo ada masalah?” Shilla tetap bungkam
            “Ayo masuk.” Ajak cowok itu yang ternyata adalah Alvin. Ia menarik pelan tangan Shilla
            “Gue mau di sini aja” kata Shilla akhirnya
            “Ntar lo sakit, kalo ujan2an gini”
            “Gue nggak apa2”
            “lo dengar gue, gue nggak tau lo lagi kenapa, yang pasti sekarang lo ikut gue naik mobil.” Kata Alvin yang menarik Shilla dengan paksa.
            “Lo pakai nih” kata Alvin sambil menyodorkan Jaket hijaunya, kemudian ia menjalankan mobilnya. Sebenarnya Alvin juga ngerasa kedinginan. Tapi ia rela ngelakuin apa aja, yang penting Shilla nggak apa2. Dalam perjalanan ke rumah Shilla pun mereka hanya diam.
            “makasih ka.” Kata Shilla yang sudah bisa mengontrol emosinya
            “iya, sama2. Abis ini lo madi pakai air hangat, makan, terus tidur. Jangan sampai sakit. Gue nggak mau liat lo sakit” Shilla pun tersenyum, kemudian mengangguk pelan
            “Ya udah kalo gitu, jaga kesehatan ya. Gue pulang dulu. Bye..” pamit Alvin, yang langsung meninggalkan Shilla. Shilla sendiri nggak ngerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

            @kamar Iel
To : Via
Mlam vi. Lagi ngapain?

From : Via
Malam juga ka. Lagi nonton 3idiots ka. Kenapa ka?

To : Via
Gue mau tanya, kita latihan pensi kapan?

From : Via
Besok aja ka. Pulang sekolah. Kita izin buat pakai ruang musik, gimana?

To : Via
Ya udah kalo gitu. C u. Tidurnya jangan sampai malam banget.

From : Via
Iya ka. Kakak, juga jangan begadang

To : Via
Hehehe. Iy, night vi ^^

From : Via
Night too ka... J

            @Kantin, keesokan harinya
            Shilla, Ify, Via, dan Agni duduk semeja sama Cakka Iel, Rio, Alvin
            “Kalian ikut pensi nggak?” tanya Iel
            “Ikut dong.” Jawab Alvin sama Cakka barengan
            “lo nggak ikut yo?” tanya Alvin
            “Nggak. Gue sama Ify disuruh ikut TM”
            “TM kan sehari setelah pensi ka. Ikut aja ka..” kata via,yang langsung disambut dengan anggukan dari yang lain.
            “Nggak deh. Gue takut Ify-nya kecapean, terus jadi nggak fit buat TM”
            “Ciieee,, care banget sih.” Goda Agni. Rio Cuma garuk kepalanya yang gatal, sedangkan Ify Cuma daiam aja tanpa ekspresi. 11-12 lah sama Shilla
            “Btw, lo nggak ikut ni?” tanya Iel
            “Ikut kak. Gue sama ka Cakka duet nyanyi + gitar”
            “Wuiiiih,, kereen dong..” kata Iel
            “Lo nggak ikut Shill?” tanya Alvin
            “Nggak tau kak, mau nyanyi lagu apa. Ntar liat situasi dan kondisi nanti aja deh.” Ujar Shilla
            “fy, lo kenapa? Diam aja..” tanya Cakka
            “Nggak apa2 kok Ka” kata Ify kemudian tersenyum. Tapi Iel merasakan ada sesuatu yang nggak beres sama adiknya

            @gedung tua
            PRAAAK...
            Rio memukul piano yang tadinya ia mainkan
            “lo kenapa sih fy? Lo tuh aneh banget tau nggak. Lo sadar nggak sih dari tadi lo nyanyi nggak konsen sama sekali. Ada apa sih?” bentak Rio. Dia emang udah nggak ngerti sama sikap ify. Ini bukan pertama kalinya Ify kayak gini.
            “Sorry ka, mending lo nyanyi aja sama Shilla”
            “lo kenapa sih? Pak Duta yang nyuruh kita berdua buat duet. Lo nggak niat? Lo nggak suka gue yang iringin? Gue mohon ya sama lo, kita lagi latihan, please lo lupain dulu deh semua masalah lo. ” Kata Rio semakin kesal
            “Ka, gue pulang dulu yah. Gue nggak enak badan.” Kata Ify kemudian pergi
            “Aaaarrrrgh,...” teriak Rio sambil memukul tembok gedung itu

            @sekolah
            Muka Rio udah kusut banget. Akhir-akhir ini Ify menjauhi Rio. Baik di sekolah, rumah maupun di tempat les. Ditambah dengan rasa bersalah Rio karena udah marah2 sama Ify
            “Yo, lo tau nggak Ify kenapa?” tanya Iel. Rio Cuma mengangkat bahunya
            “lo ada masalah sama Ify?”
            “Heuu” Rio menghela nafasnya “nggak tau deh due. Kemarin gue sempat bentak2 karena dia nggak konsen nyanyi. Tapi gue juga nggak tau kenapa dia jadi diam gitu kalo sama gue. Selain itu, dia juga sering banget ngedeketin gue sama Shilla. Gue sama sekali nggak ngerti. Btw, lo kan kakaknya, kok tanya ke gue?”
            “Gue juga nggak ngerti. Dia jadi lebih sering ngurung diri di kamar. Tiap kali gue tanya dia Cuma senyum doank” ujar Iel. Keduanya pun terdiam dan masuk ke dalam pikiran masing2

            @malam hari, kamar Ify
            Tok..tok..tok...pintu kamar Ify diketuk, tapi tak ada respon sama sekali dari Ify.
            “Fy, hue masuk ya” kata Iel lembut dan langsung membuka pintu kamar Ify. Ify yang lagi dengar lagi dari Ipod-nya kaget melihat kakaknya berdiri di depannya.
            “Ada apa ka?” tanay Ify
            “Yang harusnya tanya itu, gue fy. Lo kenapa sih?” tanya Iel yang langsung berbaring di sebelah Ify “nggak biasanya lo kayak gini. Ada masalah sama Rio ?” Ify hanya menggeleng
            ”Terus?” tanya Iel lagi, tapi itu malah membuat Ify jadi nangis. Iel pun langsung memeluk adiknya itu
            “Ya udah, gue keluar dulu. Kalo lo udah siap buat cerita, gue selalu ada waktu buat dengerin lo koq” kata Iel yang beranjak pergi, tapi Ify menahannya.
            “Gue mau cerita.” Kata Ify
            “Lo yakin?”
            “Ify pun mengangguk pasti”
=========FLASHBACK=============
From : Shilla BFF
Ify, lagi ngapain lo? Gue pengen curhat nih..

To :  Shilla BFF
Lagi dengar lagu doank. Kenapa?

From: Shilla BFF
Gw lagi suka sama seseorang.

To : Shilla BFF
Siapa? Ka Alvin? Ka Cakka? Ka Rio?

From : Shilla BFF
Hehehe. Sama Ka rio, fy. Ka rio tuh ngingetin gue sama Riko. Mereka tuh mirip banget.

To : Shilla BFF’
Ok deh..

From : Shilla BFF
Thank’s ya fy. Lo emang best friend gue..

===========FLASHBACK END===========
           
            “Lo serius suka sama Rio?” tanya Iel
            “Gue nggak tau ka. Gue bingung. Di satu sisi, gue nggak rela kalo Shilla dekat sama Ka Rio, tapi di sisi lain, gue nggak mau persahabatan antara gue sama Shilla jadi renggang” “Itu artinya lo suka sama Rio. Terus, lo maunya gimana sekarang? Mau ngorbanin perasaan lo?”
            “Untuk kebahagiaan mereka berdua, sepertinya iya”
            “Lo yakin Rio bakalan bahagia?”
            “Maksud kakak?”
            “Nggak, gue Cuma mau bilang aja, lo ngorbanin perasaan lo, apa lo yakin mereka berdua bakalan bahagia? Gue Cuma takut aja dengan sikap lo kayak gini, lo bukan Cuma nyakitin perasaan lo aja, tapi perasaan Rio dan Shilla juga lo korbanin.”
            “Lo kan tau ka, gue sama Shilla udah BFF dari lama. Cuma Ka Rio yang bisa buat Shilla senyum bahagia seperti itu setelah kepergian Riko. Karena kemiripan itu, dia jadi semangat lagi karena menemukkan sosok Riko di dalam diri ka rio”
            “Iya, gue ngerti. Tapi kalo ternyata itu salah? Masa iya lo biarin gitu aja.” Ify jadi diam, ia mencoba meresapi semua yang dikatakan Iel
            “Gue sebagai kakak Cuma bisa dukung lo doang. Kalo lo ngerasa itu yang terbaik, gue setuju aja. Asal lo bisa terima segala resiko yang mungkin saja terjadi. Gue nggak mau liat lo jadi kayak gini.ini bukan Ify, adik gue. Ini bukan Ify yang gue kenal.” Kata Iel. “ya udah, gue keluar dulu ya, mau tidur.  Ngantuk. Lo juga tidur gih.” Lanjut Iel
“Ka..” panggil Ify, Iel berbalik menatap wajah adiknya. “Jangan bilang ka Rio ya.” Lanjut Ify. Iel pun hanya mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Ify yang sedang merenung

            @gedung tua, keesokan harinya
            “Hmm, oke hari ini gue akan ngetes permainan piano kalian sampai sejauh mana. Anggap aja ini ujian akhir kalian di tempat les ini. Setiap orang gue kasih lagu yang berbeda-beda.Penilaian yang akan dilihat, teknik dasar, ketukan, kecocokan antara melodi dan Kord, keunikan kalian dalam mengimprovisasikan permainan piano kalian. Gue harap semuanya konsentrasi. Oke, gue bakalan membaca lagu yang akan kalian mainkan.” Kata Rio, sambil membuka buku catatannya “Nova, lo main lagu pelan-pelan saja, Oik malaikat juga tahu (benar nggak sih judulnya. Penulis lupa.), Shilla Over the rainbow, Ify Bunda, ....bla...bla...bla....”
            Satu persatu dari mereka pun mulai maju, duduk, dan memainkan lagu yang harus mereka mainkan. Ruangan itu wseketika begitu tenang dan syahdu. Semuanya pun telah selesai dengan ujian mereka kali ini. Semuanya cemas dengan hasilnya. Rio yang sedari tadi duduk, tanpa berkata apapun, akhirnya berdiri di depan kelas. Prok..prok..prok...(anggap aja suara tepuk tangan)
            “Permainan kalian luar biasa. Gue senang lihat kalian bisa menangkap semua yang gue kasih. Jangan lupa untuk selalu mengasah permainan piano kalian. Oh ya, ini kelas terakhir kita. Gue mau minta maaf, klo ada salah2 kata, ataupun sikap2 gue yang buat kalian jadi tersinggung. Gue minta maaf ya. ” kata Rio sambil tersenyum
            “Iya kaa...” kata anak2 serempak
            “ya udah kalau begitu kalian semua udah boleh pulang.” Semua menangguk dan meninggalkan ruangan itu
            “Ka Rio, pulang bareng yuk.”ajak Shilla
            “Tapi gue harus latihan buat TM sama..”
“nggak ka. Gue mau temenin nyokap belanja. Jadi nggak bisa latihan. Lo pulang aja ka, sama Shilla.,” kata ify yang sengaja memotong kalimat Rio
“tapi kan,” bantah Rio
“Gue udah ditelpon nih sama mama. Gue duluan ya. Da Shill, Da Ka rio. Have fun ya..” kata Ify kemudian meninggalkan gedung itu. Rio, hanya terdiam. Ia sedang sibuk dengan pikirannya
“Ka rio, ayoo” ajak Shilla
“Ya udah yuk.” Sahut rio pasrah.
‘maafin gue ka.’ Batin Ify

################################

            @kelas X-1
            “Shill, kok gue liat lo akhir2 ini dekat banget ya sama ka Rio?” tanya Via
            “Iya dong. Kan gue lagi PDKT sama Ka Rio.”
“Hah? Lo serius? Bukannya Ify juga suka sama Ka Rio?” tnaya Agni
“Serius lo?” tanya Shilla balik
“Nggak tau ya. Cuma kalau dilihat dari gelagatnya sih, kayaknya dia suka sama Ka Rio.” Kata Agni. Saat itu emang Ify lagi ke kamar mandi. Shilla yang mendengar itu hanya diam aja. Akhir-akhir ini Shilla emang dekat banget sama Rio. Sedangkan Rio dan Ify semakin menjauh. Mereka Cuma terlihat bersama kalo lagi latihan buat TM. Selebihnya nggak. Di kantin aja mereka jadi diam-diaman.
 “Gt ya ni? Pantas aja akhir-akhir ini Ify jadi lebih diam dan suka menyendiri.” Shilla makin shock mendengar semua itu.
“Selamat pagi anak2..”
“Selamat pagi bu..” seru anak2 kompak. Tak lama Ify pun memasuki ruangan, dan duduk di sebelah Shilla.
“Baiklah pelajaran hari ini kita mulai dengan Stokiometri.” Anak2 pun memperhatikan secara seksama.

@depan sekolah, saat pulang
Rio berjalan keluar area sekolah. Ia sedang memikirkan sikap Ify akhir2 ini. yang ada di dalam pikirannya selama beberapa hari ini hanyalah Ify. Ia sama sekli tidak mengerti dengan sikap Ify yang seolah menjauhi dia. Ify, benar2 merasuki jiwanya. Ia sama sekali nggak konsen buat belajar. 11-12 sama Ify, dia juga jadi orang yang pendiam. Iel yang mengetahu alasan Ify, tak bisa berkata apapun karena itu adalah permintaan Ify
“KA RIO AWAAAS...”
Rio pun sadar dari lamunanya. Ia sekarang berada di tengah jalan, ia meliha truk besar dengan kecepatan tinggi sedang melaju ke arahnya.
TIIIIIIIIIITTTT...........BRUUUUUG
Rio merasakan sakit di bagian belakang tubuhnya. Ia membuka matanya, merintih karena lumayan sakit terkena aspal. Ia melihat ke sekelilingnya. Ia tidak berada di tengah jalan, tapi sudah berada di pinggir jalan. Ia begitu terkejut melihat Ify, yang terbaring di sampingnya.
“Fy, Ify, lo kenapa? Lo nggak apa2 kan?” tanya Rio panik dan mencoba menyadarkan Ify. Tapi Ify tak bergerak. Rio pun segera memberhentikan taksi yang kebetulan lewat, dan membawa Ify ke Rumah sakit

@RS
Rio sedang duduk di ruang tunggu, menunggu Ify yang sedang diperiksa. Ia sama sekali tidak mengingat bagaimana rangkaian ceritanya. Tak lama kemudian, Iel, Cakka, Alvin, Shilla, Agni dan Via berlari menuju ke arah Rio
“yo, gimana Ify?” tanya Iel panik
“Dokternya belum keluar yel” sahut Rio lemas. Tak lama kemudian Dokter yang menangani Ify pun keluar
“Gimana dok keadaan Ify?” tanya Iel
“Kalian ini siapa ya?”
“Gue kakaknya dok” sahut Iel cepat
“Keadaan Ify baik2 saja. Dia sempat pingsan, karena shock berat yang dia alami. Hanya saja, tangan kirinya terkilir” semua yang berada di situ pun bernafas lega
“Tapi bisa disembukan kan dok?” tanya Agni
“Bisa kok. Mungkin dalam 1 minggu ini juga udah bisa sembuh.”        
“Kita bisa jenguk nggak?” tanya Alvin
“Boleh, boleh. Tapi pasien jangan diganggu dulu. Dia lagu tidur. Tadi dikasih obat tidur, supaya dia istirahat dulu”
“makasih dok” seru via. Dokter pun tersenyum dan meninggalkan mereka.
 “Btw, siapa yang ngasih tau lo semua?” tanya Rio. Ia merasa belum menghubungi siapa2 sejak Ify di bawah ke RS
“Gue ka.” sahut Shilla yang dari tadi hanya diam “Gue liat semuanya. Ify mencoba nyelamatin lo. Dia berlari dan menarik lo. Gue ikutin lo berdua sampai ke sini. Setelah itu baru gue sms-in semuanya” ujar Shilla
‘fy, ternyata lo masih sayang sama Rio.’ Batin Iel
“Damn.. Ini semua gara2 gue,” teriak Rio sambil memukul tembok RS
“Nggak usaha kayak gitu yo, yang penting Ify kan selamat. Tangannya juga bisa disembuhin kok.” Kata Iel. Rio diam, dia benar2 nggak stabil emosinya.
“Udah, udah. Kita jenguk yuk.” Ajak Cakka
“Kalian duluan aja, ntar gue terakhir aja deh” kata Rio. Semuanya pun meninggalkan Rio, dan masuk ke kamar 4114 di mana Ify sedang terbaring di situ

@kamar Ify
Semuanya hanya menatap Ify. Semua juga nggak ngomong, takut ganggu Ify yang lagi tidur.
‘Fy, maafin gue. Gue nggak bisa jadi sahabat yang baik. Gue baru sadar, gue terlalu obsesi sama ka Rio, sampai2 ngorabanin perasaan lo sama ka Rio. Ngelihat lo yang begitu berkorban demi ka Rio tadi, dan Ka Rio yang ngerasa bersalah, bikin gue sadar kalo cinta ka Rio Cuma buat lo doank Fy. Maaf fy.’ Shilla menangis dalam diam, tapi ada seseorang yang mengetahuinya.
“keluar yuk, ka Rio belum jengukin Ify.” Kata Via, dan semua pun mengangguk setuju. Setelah mereka berenam keluar, giliran Rio yang masuk untuk lihat keadaan Ify. Rio duduk di kursi yang tersedia dekat tempat tidur pasien
“Fy, maafin gue. Gara-gara gue, lo jadi kayak gini. Tangan lo terkilir. Ini semua gara2 gue. Coba aja kalo gue nggak ngelamun, pasti nggak bakalan kayak gini. Tapi makasih lo udah menyelamatkan gue., walaupun kita udah jarang ngobrol lagi kayak dulu.” Rio diam. Matanya menerawang jauh, kemudian ia memegang tangan Ify “ Lo ingat nggak, waktu gue, Iel, Cakka ke rumah buat main PS, lo seringikut nimbrung, ngerecokin kita yang lagi seru main PS. Gue nggak tau fy harus kayak gimana sama lo. Gue kangen sama bawelnya lo. Fy, cepat sembuh ya.” Kata Rio akhirnya, dan mencium kening Ify. ‘Gue sayang sama lo’ batin Rio. Ia pun keluar dari kamar Ify.
“Yang lain mana yel?” tanya Rio yang  heran melihat Iel sendirian
“Udah pulang semua. Gue yang suruh pulang. Lo juga pulang gih.”
“Tapi..” bantah Rio
“Udah, nggak usah khawatir. Besok kalo lo mau jenguk lagi nggak apa2 kok. Muka lo udah kusut gitu.” Rio pun mengangguk dan pulang ke rumah
@Rumah Rio
“Yo, lo dari mana aja?” tanya Acha yang sedang duduk dengan manis di ruang tamunya
“Dari RS”
“Lo sakit?”
“Nggak.”
“Terus?”
“Ify kecelakaan”
“Hah? Serius lo? Kok bisa?” tanya Acha, Rio pun mulai menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir.
“Hmm, salam aja deh buat Ify, bilang dia cepat sembuh.”
“Kenapa nggak lo jenguk aja?”
“Maunya juga gitu. Tapi nggak bisa. Gue mau balik ke Ausie dengan  penerbangan malam ini.”
“Hah? Bukannya belum sebulan ya?”
“Iya, tapi ada yang harus gue selesaikan di sana. Masalah sekolah. Gue diminta buat ikut lomba biola gitu, makanya gue harus balik.”
“Oh,, ya udah kalo gitu. Hati-hati ya. Baik2 sama Ozy.” Pesan Rio
“iya, iya. Lo juga. Kalo udah jadian sama Ify, kabarin gue ya..” kata Acha sambil meninggalkan Rio yang bisa nyengir doank.

@SMP 45
Motor kawasaki hijau, berhenti di depan Keke.
“Mau pulang Ke?” tanya Deva sambil membuka helm fullface-nya.
“Iya, tapi angkotnya full semua.”
“Ya udah, gue antar aja Ke” tawar Deva
“Hah? Nggak apa2? Nggak ngerepotin nih?”
“Nggaklah. Lagian, masa iya gue biarin cewek cantik nunggu angkot sendirian.” Keke tersipu-sipu malu. Sejak kejadian di apnti asuhan itu, Deva sama keke emang jadi dekat banget. Deva selalu mengantar Keke pulang. Udah kayak kewajiban sehari-hari gitu “Ayo naik..” Keke pun segera naik motornya Deva.
“Ke, sebelum gue antar lo pulang, gimana kalo kita makan es krim dulu. Gue yang traktir deh” kata Deva
“Terserah lo aja deh.” Deva pun menggas motornya.

@kedai es krim
“Mau pesan apa?”tanya pelayan
“Lo mau yang rasa apa Ke?”
“Yang tiramisu aja deh”
“Kalo gitu, tiramisu 1, chocolate 1 ” kata Deva kepada pelayan itu. Tak lama kemudian, es krim mereka datang.
“Dev, lain kali ajakin gue ke panti lagi dong. Gue udah kangenberat nih sama mereka. Abisnya mereka lucu2 deh.”
“Ntar, kalo gue mau pergi, gue sms lo deh” kata Deva sambil tersenyum, membuat Keke salting abis-abisan. Makannya jadi sedikit berantakan, sehingga ada es krim yang tertinggal di sudut mulut Keke.
“Ke, sorry.” Kata Deva. Keke masih bingung, tapi wajahnya jadi merah padam, saat mengetahui apa yang dilakukan Deva. Deva mengambil tisue dan meghapus es krim yang tertinggal itu. “Makan tuh jangan kayak anak kecil” kata Deva sambil mengacak rambut Keke pelan, dan tersenyum. Keke? Udah melted. Deva? Hatinya udah nggak karuan. Setelah itu, Deva pun mengantarkan keke pulang ke rumah

@rumah Agni
“Makasih ya ka, udah ngantarin gue. Masuk dulu ka.” ajak Agni
“Nggak deh Ni, lain kali aja. Gue langsung pulang ya. Gue cape banget.” Seru Cakka
“Ya udah kalo gitu, hati2 ya kak..” cakka mengangguk.
“Eh, kita latihan buat pensi besok aja ya.” Giliran Agni yang mengangguk
“Byee.” Cakka pun menggas motornya

@mobil Alvin
            “Shill, sorry nih bukannya gue mau ikut campur. Tapi lo ada masalah apa sih sampai nangis di RS ?” tanya Alvin lembut. Shilla yang tadinya diam, jadi nangis lagi
            “Eh,, eh.. lo kenapa?” tangisan Shilla tambah keras. Alvin pun menyetir monbilnya bukan ke arah rumah Shilla, tapi ke sebuah danau. Tak terlihat banyak orang di situ. Alvin menuntun  Shilla ke bangku yang ada.
“Gue tunggu sampai lo siap buat cerita.” Mereka berdua sama2 diam dalam waktu yang cukup lama.
“gue suka ka RIo” kasta Shilla akhirnya, yang cukup membuat Alvin shock berat. Tapi gue sadar Rio bukan buat gue. Dia Cuma buat Ify. Dan gue terlalu bodoh sampai nggak ngerti sama perassaan sahabat gue sendiri.” Shilla menangis lagi. “Ngelihaat Ify yang jadi pendiam, ge jadi merasa bersalah.”
“Terus? Apa yang mau lo lakuin sekarang?”
“Pertama, gue mau minta maaf sama Ka rio. Setelah itu..” Shilla pun menceritakan rencananya pada Alvin. Alvin yang mendengarnya hanya manggut2
“Kalo menurut lo itu yang terbaik buat semuanya, gue setuju.” Shilla pun tersenyum
“Lo udah tenang kan? Pulang yuk” ajak Alvin yang langsung berdiri. Shilla menahan Alvin
“Makasih ya ka” sahut Shilla. Alvin udah salting setengah mati.
“eh, eh..iya sama2..ya udah, pulang yuk, gue antar.” Kata Alvin, kemudian memegang tangan Shilla sampai ke mobil. Shilla speechless lihat sikap Alvin hari itu. (mauuuuuuuu.....)

@RS, malam hari
Ketika Iel lagi menjaga Ify, HP-nya berbunyi
From : Via
Ka, Ify udah sadar belum?
To : Via
Belum vi
From : Via
Tante Uci udah tau? Udah datang?
To : Via
Udah. mama dtg td sore, tp gw maksa buat jaga Ify, & minta mama spy pulang aja. Walaupun mama g mau, tapi akhirnya pulang juga. Btw, lo kok belum tidur vi? Kan udah malam?
From : Via
Lagi g bisa tidur nih ka
To : Via
Mikirin gue ya?  :P
From : Via
Ih,  GR banget sih lo ka..
To : Via
Suka2 gue dong. Ngarep kan gpp.. hehehe...kidding..
From: Via
Ah lo bisa aja ka. Ya udah ka, lo tidur gih, ntar sakit lagi. Kan g lucu, org sakit ngejagain org sakit.
To : Via
Klo gue sakit, kan ada lo yang  mau ngejagain gue :P
From : Via
Yaelah..mulai deh. Mending gue mandiin anjing tetangga, daripada ngejaga lo kak.
To : Via
Yaaah,, lo kok gitu sih. Masa lo lebih sayang sama anjing daripada gue?
From : Via
Ah tauuuu ah.. Ka iel rese niiih...Udah, ka Iel tidur gih. Gue juga mau tidur
To : Via
Hehehe...rese, tapi tetap ganteng dong. :P ya udah, lo tidur sana. Gue juga mau tidur. Night Vi, ^^ Mimpiin gue ya,,
From :Via
Heu..narsis lo kak. Night juga ka..^^ liat ntar deh, gue mau mimpiin siapa XP

Iel senyum2 sambil lihat HP-nya. Kemudian matanya beralih lagi ke Ify ‘Fy, lo cepat sembuh ya...Gue nggak nyangka adik gue satu2nya ini, pengorbanannya gede juga. Gue salut sama lo fy.’ Batin iel, kemudian tertidur di kursi yang ada di kamar rawat itu.

@kamar Alvin
‘Shilla, Shilla. Gue nggak ngerti kenapa gue bisa jatuh cinta sama lo. Gue nggak ada harapan ya Shill? Walaupun hanya sedikit di hati lo? Fyuuh...Kalo nggak bisa, gue terima hanya sebagai teman lo, tapi gue janji, gue akan selalu ada buat lo’ batin Alvin kemudian tertidur.

            @sekolah
            “ka Rio..” panggil Shilla. Rio yang mendengar namanya dipanggil pun segera mencari sumber suara
            “Ka, pulang sekolah gue mau ngomong hal penting sama lo. Lo tungguin gue ya, di kelas lo. ” ucap Shilla, kemudian berlari ke kelasnya. ‘Apa yang mau diomongin? Jangan2 dia mau nembak gue lagi?AH..ngaco...nggak mungkinlah..’ batin Rio kemudian berjalan gontai ke kelasnya. Ia masih mikirin Ify. Sesampainya di kelas
            “Yel, gimana keadaan Ify?” tanya Rio setelah duduk di sebelah Iel
            “Tadi sebelum gue ke sini, dia udah sadar kok. Api gue nggak sempat nanya2 keadaanya, soalnya gue buru2 ke sekolah.”
            “Selamat pagi anak2...”
            “Pagi pa...” balas anak2. Iel dan Rio pun terpaksa menghentikan pembicaraan mereka dulu, karena gurunya udah masuk ke kelas.

            @kantin
            “Hai ka Iel, Ka Rio, Ka Alvin, gue duduk di sini ya..” kata Via
            “Hai, vi. Duduk aja kok.” Kata Rio
            “Yang lain ke mana vi? Kok lo sendiri?” tanya Iel
            “Shilla mau ke perpus, Agni lagi katihan buat pensi sama Ka Cakka di ruang musik. Ka Iel, lo kenapa? Kok muka lo kucel gitu?” tanya Via
            “gue nggak nyaman vi di rumah sakit.”
            “Kenapa?” tanya via, rio, alvin kompakkan
            “Masa di kamarnya Ify di rawat, nggak ada tempat tidur empuk buat gue tidur, gimana nggak pegal2? Terus nggak ada kulkas, nggak ada cemilan yang disediain, selimut, pokoknya nggak comfort banget deh” seru Iel yang membuat alvin menjitak kepalanya
            “lo kira ini hotel? Pale lo botak nih..” seru Alvin
            “hehehe...kan gue Cuma bilang doank..” kata Iel sambil nyengir. Mereka ngobrol2, sampai ngakak..
Teng...teng...teng...
            “balik ke kelas yuk.” Ajak Alvin
            “ok..Daa viaa...” seru Iel
            “Da kakak2 semua...” kata via
            “Yaah, kan Cuma gue yang nyapa..”
            “Gue kan adil kak. wleeek” kata via sambil menjulurkan lidahnya. Iel Cuma bisa melengos. Alvin dan Rio ngakak lihat Iel dan Via.
           
            @di depan kelas Rio, ketika pulang sekolah
            “Gue, kira lo nggak nungguin gue kak.” Kata Shilla yang baru datang. Rio Cuma nyengir
            “Gue tau, lo pasti nggak nyaman karena akhir2 ini gue dekat banget sama lo. Lo nggak nyaman karena Ify jadi jauh sama lo.” Ujar Shilla kemudian duduk di bangku dekat Rio. “maafin gue ya kak. Gue minta Ify buat bantuin gue dekat sama lo, karena lo mirip mantan gue. Gue nggak tau kalo Ify ada perasaan sama lo. Dia mau2 aja nyombalingin gue sama lo. Gue minta maaf. Gara2 gue, semuanya jadi kayak gini.”Shilla pun menangis
            “Eh, udah nggak usah nangis. Gue maafin kok. ” kata Rio bingung yang liat Shilla tiba2 nangis gitu
            “makasih ka. Gue udah janji buat diri gue sendiri untuk bantu lo sama Ify.” Kata Shilla sambil mengusap air matanya.
            “lo serius?”
“iya ka.”
“Tapi gimana caranya?” tanya Rio
            “Lo tau kan Ify tuh senang banget dengar alunan piano? Dia suka, karena dia jadi ngerasa dekat sama bokapnya yang udha meninggal. Ada 1 lagu yang disukai Ify dari dulu. Dan  lagu itu, adalah lagu yang sering bokapnya mainkan. Judulnya Fur Elise.” Rio semakin kaget mendengar apa yang baru dikatakan Shilla. Wajahnya langsung pucat
“Fu..Fur Elise? Lo yakin?” tanya Rio untuk memastikan, bahwa pendengarannya tidak salah
“Iya ka. Gue yakin. Lo pasti bisa meluluhkan hatinya dengan lagu itu. Ka rio bisa main lagu itu kan?” tanya Shilla yang bingung melihat tampang Rio
“Hah? Gimana ya! Gue paling nggak bisa main lagu itu”
“Kenapa kak?”
“Ntar baru gue ceritain ke lo. Tapi nggak ada lagu lain ya?”
“Yah, Ka Rio niat nggak sih dapatin Ify?”
“I..Iya..”
“Usaha donk kak. Gue bantu. ” Rio mengangguk lesu
            “Eh Shill, gue mau ngomong” kata Rio
            “Apa ka?”
            “Tapi lo jangan marah. Emm, lo jujur deh sama gue. Lo liat gue sebagai Rio atau sebagai mantan lo?”
            “Ka, gu..gue nggak tau. Lo selalu ngingetin gue sama Riko, mantan gue”
            “Gue tau jawabannya. Sebenarnya lo nggak sayang sama gue”
            “Maksudnya?”
            “Lo Cuma obsesi doank sama gue. Lo Cuma ngelihat gue sebagai Riko dan bukan Rio. Lo Cuma merasa bersalah sama Riko. Lo ngerasa udah khianati dia, dengan cara lo suka sama orang lain. Tapi untuk mengingkari semua rasa yang ada di dalam diri lo & karena gue mirip sama Riko, lo ngelakuin sesuatu yang nggak sesuai dengan hati lo.” Kata Rio “Semua ini salah Shill. Bukan gue yang lo suka. Tapi ada cowok lain yang selalu lo coba hindarin, karena lo nggak mau ngaku perasaan yang muncul di hati lo itu. Gue rasa dia benar2 sayang sama lo. Dan gue rasa lo tau siapa orangnya”
            ”Makasih ka, atas semua yang lo katakan tadi. Ya udah kalo gitu. Gue pulang dulu ya kak.” Kata Shilla sambil menangis tapi tak dilihat oleh Rio. Rio sendiri masih mengontrol tubuh dan jiwanya. Rio pun segera berdiri dan pergi ke ruang musik. Karena ia sebagai ketua ekskul musik, maka kunci ruang musik inipun dipercayakan untuk dia pegang. Rio masuk, dan ia mencari buku kumpulan lagu. Ia membuka buku2 itu satu persatu. Ia membuka buku terakhir yang ia pegang. Di dalam buku itu terlihat not2 balok yang sudah tak asing lagi di mata Rio.
“Fur elise..” desah Rio
‘kenapa harus lagu ini?’ batin Rio ‘Gue harus gimana?’ Rio diam sejenak.

            “Shilla” teriak seseorang. Tapi Shilla tidak mempedulikan lagi. Ia segera memberhentikan taksi yang kebetulan lewat dan naik dengan segera.
            ‘Shilla kenapa sih? Ntar malam aja deh baru aku sms-in’
           
            @RS
            “Hai fy. Gimana keadaan lo?” sapa via
            “Udah nggak apa2 kok. Cuma tangan kiri gue aja yang harus digantung selama 1 minggu. Btw, lo datang sama siapa ke sini?” tanya Ify
            “sama Ka Iel. Tapi Ka Ielnya lagi ke cafe buat beli makanan”
            “Cieee, tambah dekat aja nih. Lo bakalan jadi ipar gue dong.”
            “Apaan sih lo fy” kata via tapi pipinya udah merah “btw, lo keluar kapan fy?”
            “ntar sore jg udah boleh pulang.”
            “Nah loh, ketahuan. Ngomongin gue ya?” kata Iel yang diba2 datang sambil membawa makanan
            “Ya elah,  ke-GR-an banget sih lo kak. Mending ngomongin ka Rio” kata Ify tapi langsung menutup mulutnya, ia baru sadar siapa yang ia sebut.
            “Ciiieeee, Ify kangen nih sama Rio?” ledek Iel
            “apaan sih ka! Nggak kali. Ka Rio itu kan punya Shilla. Ngomong2 shilla dan agni mana?”
            “Agni lagi latihan sama ka Cakka, kalo Shilla katanya lagi ada urusan bentar” Ify yang mendengarnya hanya manggut2
            “Vi, lo makan dulu nih. Jangan sampai lo sakit.” Kata Iel sambil memberikan bungkusan makanan kepada via
            “Iya ka. Lo sendiri nggak makan ka?”
            “Nggak lapar.”
            “Yah, kok gitu sih ka? Makan sama2 aja.” Ajak Via
            “Dunia serasa milik berdua, yang lain boleh ngontrak. Ade sendiri aja dikacangin.” Kata Ify tiba2 menyela percakpan Iel dan Via
            “Yee, sirik aja lo fy. Nggak senang apa kakak lo senang? Kalo nggak, nyari dong fy” sahut Iel sambil mengacak rambut Ify. Ify Cuma senyum2 liat kakaknya dengan Via

            @kamar Shilla, malam hari
            Shilla yang lagi uring2an di kamar kaget mendengar HP-nya berbunyi. SMS yang masuk pun ia buka.
            From : Ka Alvin
            Shill, kok tadi gw panggil g nengok sih?
            To : Ka Alvin
            Maaf ya ka, lagi g mood
            From  : Ka Alvin
            Kenapa? Sakit? Atau karena Rio lagi?
            To : Ka Alvin
            Bukan karena keduanya kok.
            From : Ka Alvin
            Ya udah klo gitu. Btw, bsok lo ada acara g?
            To  : Ka Alvin
            G, emangnya kenapa ka?
            From : Ka Alvin
            Jalan yuuuk. Ke mana gitu?!!
            To  : Ka Alvin
            Ok deh
            From : Ka Alvin
            Ya udah klo gt, gw jmput besok jam 5 sore. Jangan lupa y
            To  : Ka Alvin
            Beres ka
            ‘ka Alvin, lo kok baik banget sih sama gue? Kenapa ya gue tadi bisa nangis? Apa gue cemburu liat kasih sayang ka Rio buat Ify? Atau gue tau kalo apa yng diomongin ka Rio itu benar?’ batin Shilla. “Shilla, Shilla, lo kok jadi nggak nentu gini sih?” tanya Shilla pada dirinya sendiri

            @kamar Rio, malam hari
            Rio pulang dari sekolahnya udah sore. Sesampainya ia di rumah, ia segera mandi, dan masuk ke kamarnya. Pikirannya kacau. Matany tertuju pada sebuah kotak di atas lemari pakaiannya. Ia memberanikan diri untuk mengambil kotak itu. Ia meletakkan kotak itu di atas lantai. Ia membersihkan lapisan debu yang tertinggal di atas kotak. Sudah sangat lama Rio tidak pernah membuka kotak itu  lagi. Ia menatapnya begitu lama. Rasa taku, khawatir, cemas, semuanya jadi saru. Ia gelisah. Ia menggosok-gosokan tangannya seolah cuaca begitu dingin. Kotak yang terbuat dari kayu itupun ia buka. Di dalam kotak itu, terdapat kotak musik yang berbentuk grand piano berwarna hitam. Ia hanya tersenyum pahit. Rio pun membuka kotak musik itu. Terdengar alunan lagu Fur Elise. Tetapi dengan segera, Rio menutup kembali kotak musik itu. Keringat mengalir di pipinya, jantungnya berdetak cepat, wajahnya pucat, tangannya gemetar. Memori yang sudah ia kubur dalam2 selama ini, terbayang kembali.
==============FLASHBACK===========
“Yo, kita lomba yuk. Kita berdua harus bisa main lagu Fur Elise. Waktunya hanya 2 minggu. Siapa yang paling lincah, dia yang menang. Dan pemenangnya bakalan dapat itu” kata cewek yang berdiri di samping Rio sambil menunjuk kotak musik berbentuk grand paino yang terpampang di sebuah toko
“Ok. Siapa takut. Kapan kita lombanya?” tanya Rio
“2 minggu lagi, hari sabtu, jam 5 sore di rumah aku.” Rio menangguk semangat
“Tapi selama 2 minggu ini, kita nggak boleh ketemu. Anggap aja surprise.”
“Berarti aku nggak bisa latihan di rumah kamu dong?”
“Aku tau tempat di mana kamu bisa latihan piano. Kamu ke gedunt tua dekat cikini aja, di sana ada piano tua. Nggak ada larangan buat masuk kok.” Ujar Aren
“Ok. Sampai ketemu lagi.” Aren adalah tetangga, sekaligus sahabat Rio. Aren baru pindah ke kompleks itu, tapi jadi dekat sama Rio, karena mereka berdua sama2 suka main piano. Aren udah anggap Rio kayak kakaknya sendiri, begitupun sebaliknya. Rasa sayang dan memiliki itu tumbuh karena mereka merasa senasib sebagai anak tunggal di keluarga. Aren yang masih kelas 4 SD, selalu dijaga Rio yang 1 tahun lebih tua dari Aren.

2 minggu kemudian
Rio udah rapi. Ia menggunakan celana panjang hitam + sepatu hitam dan kemeja tangan panjang putih, tapi digulung lengannya sampai di siku. Sesuai janji mereka, jam 5 sore Rio segera ke rumah Aren. Ketika sampai di rumah Aren, terlihat begitu sepi di halaman, ruang tamu. Rumah Aren nggak dikunci. Rio pun segera masuk dan berjalan menuju ruangan di mana Grand piano terdapat di situ. Rio membuka pelan pintu ruangan itu, ia kaget karena semua keluarga Aren berkumpul di situ.
“Hai yo, lama banget.” Kata Aren yang walaupun pucat tapi tetap terlihat cantik dengan balutan gaun putih
“Ren, kok rame?” kata Rio yang masih celingukan
 “Kan sebagai penonton” kata Aren. “Ingat yang bisa memainkan lagu tiu sampai akhirlah yang bisa mendapatkan kotak musik ini. Well, siapa yang duluan?” tanya Aren
“Ladies first” Rio mempersilahkan Aren untuk bermain duluan. Aren pun berdiri dari kursinya, berjalan sempoyongan ke arah piano. Aren mulai memainkan lagu Fur Elise itu. Tpai baru saja ia bermain, darah keluar dari hidungnya. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa di seluruh tubunhnya. Ia mengerang kesakitan. Mamanya segera berlari menopang tubuh Aren. Tetapi ia mencoba untuk mengumpulkan seluruh kekuatannya. Rio diam kaku di tempat.
“Maaf yo, aku nggak bisa lanjutin lagi.” Kata Aren yang membersihkan darahnya,kemudian mengambil kotak musik itu dan menyerahkan pada Rio “Aku yakin kamu bisa main lagu itu sampai selesai.” Aren kembali ke tempat duduknya, di bantu mamanya
“Aku mau dengar kamu main lagu itu sampai akhir. Buat aku yo, untuk terakhir kalinya” kata Aren yang membuat Rio shock. Ia sadar dari kekagetannya, dan segera duduk di kursi untuk pianist. Awalnya jari2nya begitu kaku, tapi akhirnya ia mulai memainkan lagu fur elise. Tiap part lagu, ia akan melirik Aren dan Aren masih melihatnya dengan wajah tersenyum. Ketika ia menekan tuts piano yang terakhir dengan baik, ia menoleh sekali lagi melihat Aren. Aren telah menutup matanya tapi tetap tersenyum. Rio berjalan mendekati Aren.
“ren, aku tau kamu emang paling bisa menipu aku.” Kata Rio “Aku juga tau permainan aku terlalu indah, sampai kamu tertidur pulas, tapi aku mohon kamu bilang selamat untukku. Aku kan cape main lagu itu.” kata Rio yang udah berlinangan air mata. Dia tau kalo Aren udah pergi untuk selamanya. Tapi ia berharap agar Aren bangun dan bilang “kena tipu lagi kamu yo. Aku Cuma pura2 kok” atau “kamu kok nagis sih, aku kan nggak apa2” atau “yo,permainan pianomu emang lebih hebat dari aku” atau apa aja yang penting bukan melihat Aren dalam keadaan seperti ini.
“Rio, Aren titip ini buat kamu” kata mama Aren sambil memberikan sepucuk surat
“Gimana keadaan Aren sebenarnya tante?”
“Semalam Aren kambuh lagi, sempat tak sadarkan diri. Semua dokter sudah putus asa. Tapi tadi, ia minta tante untuk mengantarnya pulang, katanya dia udah janji sama kamu” ro terpaku mendengar apa yang dikatakan mama Aren. Ia tak bisa berkata apa2 lagi. Rio segera pulang ke rumah dan membuka surat dari Aren
Dear Rio
Hai yo, selamat ya, aku tau kamu pasti berhasil main lagu Fur Elise dengan sukses. Maaf, aku nggak bisa ngomong langsung. Aku juga mau minta maaf karena aku menyembunyikan ini semua dari kamu. Aku sakit leukimia. Semakin hari, keadaanku semakin parah. Mungkin aku terlalu naif, mengharapkan keajaiban itu terjadi. Tapi aku sadar keajaiban itu terjadi ketika kamu jadi sahabat aku. Walaupun nggak lama, tapi aku rasa itu adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan untukku. Jangan nangis lagi yo. Life must go on, yo. Aku rasa sampai di sini aja suratku.Makasih untuk semuanya
With love, your friend

Aren

 ==============FLASHBACK END===========
            Semenjak Aren meninggal, 1 lagu yang nggak pernah mau dimainkan oleh Rio lagi yaitu Fur Elise. Jangankan untuk memainkannya, mendengarnya saja ia tak mau
            “Ren, gue mohon lo bantu gue supaya fue bisa main lagu itu lagi. Maaf, bukan buat lo kali ini, tapi untuk orang yang aku sayang” kata Rio sambil menatap kotak musik itu.

            @kamar Keke
            From : Deva
            Hai Ke, besok gue mau ke panti. Lo mau ikut?
            To : Deva
            Mau banget. Jam berapa?
            From : Deva
            Jam 4 sore. Tapi sorry gw ga bisa jmput. Lo bisa pergi sendiri kan?
            To : Deva
            Lo kira, gw anak TK. Gw bisa kok.
            From : Deva
            Ya sudah kalo gitu, sampai ketemu besok. ^^

            @panti Asuhan
            Keke celingukan masuk ke halaman panti asuhan. Ia bingung, biasanya terlihat ramai dengan teriakan anak2. Ketika ia membuka pintu panti yang tertutup rapat, tiba2. Jreeng...
            Mungkinkah kau tahu, rasa cinta yang kini membara
            Yang masih tersimpan, dalam lubuk jiwa
Ingin ku nyatakan, Lewat kata yang mesra untukmu
Namun ku tak kuasa, untuk melakukannya
Mungkin hanya lewat lagu ini
Akan ku nyatakan rasa, cintaku padamu
Rinduku padamu, tak bertepi
Mungkin hanya, sebuah lagu ini
Yang slalu akan ku nyanyikan, sebagai tanda
Betapa aku inginkan kamu
Keke speechles liat Deva lagi nyanyi sambil ngejreng gitarnya. Ia nggak bisa berkata apa2. Deva meletakkan gitarnya, mengambil bunga mawar yang sudah ia siapkan sebelumnya
“Nih buat lo” kata Deva sambil memberikan mawar yang dia pegang kepada Keke. Keke pun mengambil bunga itu dari Deva, Deva berlutut di depan Keke. “Ke, lagu itu gue tujukan buat lo. Lagu itu perasaan gue saat ini. Lo mau nggak jadi pacar gue?” tanya Deva
“Sejak kapan lo suka sama gue?”
“Nggak tau. Perasaan itu muncul gitu sejak gue dekat sama lo”
“Apa yang lo suka dari gue?”
“Gue juga nggak tau Ke. Yang pasti, Cuma lo yang bisa bikin hati gue nggak tenang tiap kali dekat lo. Cuma lo yang bisa bikin gue cengar-cengir nggak jelas malam harinya. Cuma lo yang selalu gue ingat. Jadi, apakah jawabanmu adinda Keke?”
“Sorry gue nggak bisa” kata Keke
“Nggak bisa nolak gue kan?” tanya Deva PD
“Ih, apaan sih lo Dev.” Kata Keke yang mukanya udah merah “Iya, gue nggak bisa nolak lo” jawab Keke, yang membuat senyum Deva semakin lebar.
“Ciee, jadi ka Deva pacaran sama Ka Keke nih?” kata anak2 panti yang tiba2 muncul.
“Eh, apaan sih. Kalian tuh masih kecil masa ngomongnya pacaran2. Ya udah kita main bareng yuk” kata Keke. Semua anak panti pun mengangguk girang
“Makasih ya Ke” kata Deva sambil memegang tangan Keke “Maaf juga, nggak bisa ngasih sesuatu yang romantis.” Keke hany tersenyum melihat Deva

@rumah Ify
Rio dan Ify emang udah janjian buat latihan bareng. Sambil menunggu Ify yang lagi mandi, Rio mencoba memaikan lagu Fur Elise. Tapi tiap nada pertama, ia langsung menghela nafas panjang, kemudian berhenti bermain. ‘gue nggak sanggup’ batin Rio. Tak lama kemudian Ify menghampiri Rio
“Maaf ka, lama.” Rio hanya menangguk. Mereka berdua pun memulai latihan. Rio terlalu diam hari ini. ‘perasaan gue aja atau?’ batin Ify. Melihat Rio yang seperti itu, Ify sengaja melakukan kesalahan., tapi Rio sama sekali nggak marah2 atau negur dia. Rio Cuma ters bermain piano. Tatapannya kosong.
“Ka, lo kenapa? Lo sakit?” tanya Ify khawatir
“Ha? Gue nggak apa2 kok. Fy, latihan kita sampai di sini aja ya, gue lagi ada perlu.” Sahut Rio, yang langsung meninggalkan Ify yang masih bingung sama tingkah laku Rio hari ini.

@gedung tua
“Hei Shill. Makasih lo udah mau datang” kata Rio
“Ada apa kak?”
“Gue nggak bisa main Fur Elise”
“Kenapa?”
Rio pun menceritakan semuanya dari awal sampai akhir
“Maaf ka, gue nggak tau.”
“Nggak apa2 kok. Shill, gue udah putus asa. Tiap kali gue coba buat main, nggak tau kenapa gue selalu terbayang Aren. Itu semua buat gue jadi sedih”
“Lo harus bisa kak. Gue yakin, Aren pasti akan selalu dukung lo. Semangat ka. Jangan  pernah mau dikalahkansama rasa takut dan masa lalu lo. Gue yakin, lo pasti bisa. Gue yakin, di mana ada usaha di situ pasti ada jalan. Bentar lagi udah TM, lo haru semangat. Jangan kayak gini ka. Lo terlihat seperti mayat hidup. So, jangan menyerah gitu kak. Atau perlu gue panggil ka Ryan D’massiv buat nyanyi jangan menyerah?” Rio pun tersenyum menanggapi pernyataan Shilla
“Thank’s”
“Sama2 kak. Eh ka gue harus pergi. Ada janji. Lo nggak apa2 kan?” Rio mengangguk.
Shilla pun pergi. ‘mpe kapan gue bisa kayak gini terus’ batin Shilla. Shilla minta Alvin untuk jemput dia di Cikini. Tak lama kemudian Alvin udah sampai di sana
“Lo kenapa Shill? Sakit sampai ke RS segala?”
“Nggak. Tadi Ka Rio minta gue datang buat bantu dia.”
“ohh...” kata Alvin ‘Shilla, kapan ya gue yang lo perhatiin’ batin Alvin
Hari itu Alvin dan Shilla melakukan banyak kegiatan. Mulai dari main bowling, ice skating, nonton, makan, karaokean, pokoknya benar2 Cuma mereka berdua.
“Makasih ya ka, gue senang banget hari ini” kata Shilla, ketika Alvin telah mengantarnya pulang
“sama2. Gue juga senang kalo lo senang.”
“Makasih juga ya ka, udah antarin gue, udah bisa ngertiin gue di saat2 kayak gini” Alvin hanya tersenyum menanggapi Shilla
DEG. ‘Damn. Jantung gue kok jadi berdetak lebih cepat dari biasanya.’ Batin Shilla
‘Gue udah janji sama diri gue sendiri Shill, supaya bisa selalu ada di saat lo butuhin gue’ batin Alvin “Ya udah gue pulang ya.,” Alvin pun menggas motornya
Shilla baru saja masuk ke dalam rumahnya, HP- nya berbunyi. Ia segera membuka SMS yang masuk
From : Ka Alvin
Night my princess. Mimpi indah ya. ^^

Shilla serasa melayang ke langit ketujuh.  Ia jadi senyum2 gaje kemudian  mambaca sms Alvin beulang-ulang.

1 minggu kemudian
@PENSI
Alvin-Shilla jadi tambah dekat, Iel-Via, juga Cakka-Agni. Mereka juga terlihat datang bersama-sama. Baju mereka pun kompak warnanya, padahal nggak direncanain. Shilla nggak ngisi acara di Pensi. Tapi ia datang untuk melihat Alvin bernyanyi, serta melihat teman2nya tentunya.
            “Selamat sore semuanya. Gue harap semuanya masih semangat yaa.....Ayo kita smabut yang mau tampil. Kali ini duet maut sepertinya, Gabreil-Sivia” seru Patton selaku pembawa acara. Semua yang nonton pun riuh banget
 (Iel):
Do  you hear me? I’m talking to you
Across the water, across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my
Baby I'm trying
(Via):
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard
I’m Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooooh ooh-oooooh ooh-ooooooh....

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye, I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home agai
n
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home some day
(Iel)
And so I'm sailing, through the sea
To an island, where we'll meet
You'll hear the music, fill the air
I put a flower in you hair
(Via)
And though the breezes through the trees
Move so pretty, you're all I see
Let the world keep spinning round
You hold me right here, right now

            “Wow, Duet yang begitu indah. Merinding nggak sih dengarnya?? ” tanya Patton kepada audiens
            “Merindiiing...” kata semua yang nonton
            “Keren nggak?” tanya Patton lagi
            “KEREEEEN...”
            “Mau lagi?? Ini dia duet berikutnya. Kali ini bukan hanya duet nyanyi tapi main gitar bareng. Ini diaa, Cakka- Agni...”
Cakka –Agni
(Agni)
Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah tentang dirimu
Tentang Mimpiku
(Cakka)
Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah diriku

Chorus:
Entah dimana dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah di sana kau rindukan aku
Seperti diriku yang selalu merindukanmu
Selalu merindukanmu ....
(Cakka)
Tak bisa aku ingkari
Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati menjadi bararti
(Agni)
Namun kini kau menghilang
Bagaikan di telan bumi
Tak penahkah kau sadari
Arti cintamu untukku

            “ Wow...Suasana panggung jadi semakin panas...Kereen semuanya ya...Langsung aja deh kalo gitu.. ALVIIIIIIIIN...” teriak patton yang membuat begitu banyak cewek di situ histeris...
Alvin
Tak pernah berhenti mencari cinta
Slalu saja ada yang tak kamu suka
Terlalu jauh engkau melihat
coba rasakan
yang ada di sekitarmu

reff:
Sesungguhnya dia ada di
dekatmu
Tapi kau tak pernah menyadari itu
Dia slalu menunggumu
untuk nyatakan cinta

Sesungguhnya dia adalah diriku
Lebih dari sekedar teman dekatmu
Berhentilah mencari
karena kau tlah menemukannya

Dia mungkin bukan manusia sempurna
Tapi dia selalu ada untukmu

“Bagi yang tau lagunya, kita nyanyi sama2 ya. Kita joget bareng2.” kata Alvin mengajak semua yang ada di situ (pokoknya kayak Alvin nyanyi lagu ini)
Sesungguhnya dia ada di dekatmu
Tapi kau tak pernah menyadari itu
Dia slalu menunggumu
untuk nyatakan cinta
“Huaaa, capee juga ya...” kata Via setelah semuanya selesai
“iya nih, ya udah pulang yuk. Besok kalian ke TM nggak nonton Rio-Ify?” tanya Agni
“Liat ntar deh. Kalo nggak cape, kita pasti nonton” Kata Alvin yang diikuti dengan anggukan dari yang lain.
“Ya udah , pulang yukk” ajak Shilla, dan semua pun meninggalkan tempat itu

@Iel-Via
“Vi, gue mau ngajak lo ke suatu tempat.”
“Ke mana ka?”
“Ada deeh...”

@Iel- via
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka berdua pun sampai di sebuah bukit. Di bukit itu ada kereta gantung, yang bisa liat pemandangan yang begitu indah. I
“Yuk vi, kita naik kereta gantung” ajak Iel
“Hah? Naik itu kak?” tanya Via sambil menunjuk kereta gantung yang telah tersedia di hadapan mereka berdua.
“Iya. Ayuuuk...” kata Iel, sambil menarik Via. Via udah pucat pasi. Tangannya dingin, hatinya ngaak karuan. Ketika mereka mau naik kereta gantung itu, via langsung menarik Iel
“Kenapa vi??” tanya Iel bingung
“Gu...gue...takut ka,..”
“Kan ada gue...”
“nggak bi..bisa kak...Gue dari dulu phobia sama ketinggian. Gue sering muntah2 atau paling sering pingsan kak, kalo udah di ketinggian.”
“Yaah, lo nngak bilang vi. Ya udah deh kalo gitu. Kita pulang aja.” Kata Iel, kemudian berjalan ke mobil yang tadinya ia parkir
“Maaf ya kak. Gue ngerusak suasana.” Kata Via sambil menunduk. Wajahnya memerah, ia sudah mau menangis.
“Nggak apa2 kok.” Kata Iel yang mengangkat wajah via, kemudian tersenyum manis. “Ya udah, pulang yuk” ajak gabriel lembut, kemudian dibalas dengan anggukan dari Via

@rumah Ify
From : Ka Rio
Fy, besok gue jemput lo jam 7 malam
To: Ka Rio
Iya kak.

‘heuh...udah lama juga nggak sms-an sama ka Rio’ batin Ify sambil senyum2 melihat sms dari Ka Rio ‘Aduuuuh,, Ify...lo mikir apa sih?? Ka Rio itu milik Shilla..Lo nggak boleh kayak gini terus..’
“Ah, daripada gue mikir Ka Rio melulu mending gue tidur deh.” Kata Ify pada dirinya sendiri kemudian tidur.
Keesokan paginya, Ify udah bangun pagi sekali. Padahal dia nggak sekolah. Karena ada acara Pensi dan TM, maka mereka diliburkan
“Selamat pagi kak. Mama mana?” sapa Ify yang langsung duduk di ruang makan
“Beuh...Pagi amat neng bangunnya? Mama udah pergi pagi2 sekali.”
“Yee, bangun telat salah. Bangun pagi juga salah. Maunya apa sih kak?”
“Hehehe...duh, pagi2 udah ngambek. Nggak cantik lagi lo. Ntar Rionya lari lagi..hahahaha” goda Iel
“Ih,, kak Iel rese deh..Eh ka, gimana kemarin Pensinya?”
“Sukses dong. Karena dasarnya kita udah keren2, jadi nyanyinya juga bagus dong.. hohohoho...Btw, gimana persiapan TM lo ntar malam?”
“Bereees ka.. Tapi gue takut..”
“Takut kenapa?”
“Akhir2 ini ka Rio jadi aneh. Dia suka melamun gitu. Kalo gue salah juga nggak dimarahin. Padahal biasanya kan gitu”
“Ciiiiieee, perhatian amat sih lo sama Rio.”
“Ihh, ka Iel gue serius. Lo jangan becanda melulu dong” kata Ify pura2 ngambek
“Ampun deh, ampun..Yaa, kali aja ada masalah fy”
“Iya kali ya. Tau ah, pusing mikirinnya. Btw lo nonton TM gue nggak?”
“Sorry ya fy, kayaknya gue nggak datang deh. Masih cape gue nyanyi buat pensi kemarin. Tapi gue doain semoga lo berdua menang deh”
“Ya udah kalo gitu. Makasih ya kak.”  Kata Ify sambil tersenyum. Setelah makan, Ify pun segera ke kamarnya. Ia mempersiapkan pakaian yang akan digunakan, model rambut yang bagus, sepatu, semuanya udah dia siapin dari pagi. Dia mau tidur, tapi karena tegang buat TM malam nanti, dia nggak bisa tidur. Dia jadi mondar-mandir nggak jelas di dalam kamarnya. Tapi ia begitu kaget, mendengar HP-nya berbunyi.
From ; Via
Ifffyyyy,, my honey budy sweety, maaf ya gue nggak bisa datang ntar malam
To: Via
Viiiiiiaaaaa, gue masih normaaaaall....Iya, nggak apa2 kok. J
From : Agni
Sist, maaf ya gue nggak bisa dukung lo ntar malam. Padahal gue udah renacan bawa anak2 cheers SMA kita buat dukung lo sama ka Rio. :p
To : Agni
Hahahahaha, lo bisa aja ni. Lo kira ini mau tanding basket. Hehehe.. Ya udah, nggak apa2 kok. Gue juga bakalan malu kali, kalo lo bawa anak2 cheers buat dukung gue
From : Shilla
Fy, maaf ya. Gue nggak bisa nonton TM lo. Gue mau banget. Tapi gue nggak diizinin keluar rumah L
To : Shilla
Nggak apa2 kok
From : Shilla
Gue doain deh, supaya kalian menang. Btw, kalo udah pengumuman juaranya, sms gue ya
To: Shilla
Makasih buat doanya Shill. Ok, bakalan gue sms-in kok.

Bersambung....

0 komentar:

Posting Komentar