Semua orang memandangnya. Pandangan dengan begitu banyak arti. Iri, kagum, semuanya ada. Dari cowok maupun cewek. Gadis yang dipandang hanya tersenyum sana dan sini. Memamerkan sederet gigi putihnya. Gadis yang membuat hampir semua cowok berebutan untuk menjadi pacarnya. Gadis yang membuat hampir semua cewek iri dan ingin seperti dirinya. ‘Hampir.’ Memang nggak semua.
“Hai, vi...” sapa gadis itu menghampiri sahabatnya yang masih menekuni buku biologi di kantin.
“Hai Ify.” Sapa Via. Yaa, Ify. Alyssa Saufika Umari adalah pujaan dari semuanya. Hanya ada 1 kata untuk melukiskan dirinya Sempurna. Rio yang tak jauh dari tempat duduk mereka, hanya memandang sekilas, dan kembali memakan sebungkus chitato yang telah ia beli
“Rio..”
“Hmm”
“Lo beruntung banget bisa duduk dekat sama dia.” Kata Alvin yang merupakan sahabat Rio
“Dia? Maksud lo?” tanya Rio mengalihkan pandangannya dari Chitato ke sahabatnya
“Ify-lah yang gue maksud. Emang siapa lagi coba!”
“Ify??” tanya Rio yang emang nggak tau
“MARIO STEVANO ADITYA..Lo nggak tau sama yang namanya Ify?” tanya Alvin nggak percaya. Ia menatap wajah Rio lekat2. Rio diam sesaat. Mengernyitkan keningnya, mencoba berpikir dan mengingat apakah dari salah satu mantannya ada yang bernama Ify. Tapi, yang Alvin dapatkan hanyalah gelengan dan tampang tak mengerti dari Rio
“Ya ampuuun. Lo tuh ye..Masa iya ada cewek yang jadi incaaran semua cowok di sini, lo nggak tau? Ituloh yang duduk 2 meja di depan kita” kata Alvin sambil menunjuk meja yang ditempati Ify dan Via
“Oh...” ucap Rio akhirnya yang membuat Alvin bernafas sedikit lega. “Anak baru ya?” Rio melanjutkan kalimatnya yang membuat Alvin kali ini benar2 ingin menjitak kepala temannya.
“Yooo, dia tuh udah dari lama kali. Masuknya aja sama2 kita.” ucap Alvin sambil menggeleng-geleng lemah
“Hmm, emangnya dia kenapa?”
“Beuuh..Dia tuh TOPBGT. Udah cantik, ramah, pintar, disiplin, rajin, jago nyanyi, bisa main piano, hebat dalam olahraga juga, tajir pula. Cuma sayang sih, dia sombong juga. Dia sering menertawakan kekuraangan orang. ” sebut Alvin yang sepertinya udah menghafal segala ciri2 Ify
“Kalo ramah, kenapa nggak dideketin?”
“Jangankan pacar, teman aja dia pilih2. Standardnya tuh benar2 harus lebih dari dia, atau setidaknya sama kayak dia. Yang pastinya sih buklan berandalan kayak lo. Lo jangan dekat2 dia, dia udah punya pacar, namanya Iel. Gabriel Steven Damanik, ketua OSIS kita.”
“Heu..Gue juga nggak tertarik” sahut Rio malas2an
“Sampai lo beneran suka sama dia, baru nyaho lo..” Rio hanya memutar bola matanya tanda ia tak percaya sama hal yang begituan
Kalau Ify merupakan siswa yang terkenal di kalangan sekolahnya, Rio juga nggak kalah terkenal. Tapi terkenal yang berbeda. Kalau Ify terkenal sebagai anak baik dan bintang kelas, Rio terkenal sebagai kenakalannya di sekolah. ‘Bagaikan bumi dan langit’ kalimat yang pas untuk menjelaskan perbedaan dari Ify dan Rio. Rio suka terlambat, nggak pernah bikin tugas, suka tidur di kelas, playboy kelas kakap, cuek abis. Tapi walaupun begitu Rio juga punya sisi baik. Suaranya bagus banget kalo nyanyi, bisa main gitar, jago basket, dan well, nilainya cukup bagus. Nilai 80 bisa dia raih. Dan nggak pernah ada nilai 60. Sebenarnya dia mungkin bisa mendapat nilai 100 atau 90, tapi dia selalu membantah dengan kalimat ‘gue nggak mau sombong jadi orang.’
Begitulah kehidupan kedua orang yang sama2 terkenal, tapi terkenal dalam arti yang berbeda.
@pulang sekolah
BRUG..
Buku2 yang dipegang Ify berhamburan jatuh. Ia sendiri juga jatuh. Ia menatap siapa yang menabraknya.
“Hei tunguuu...” teriak Ify, ketika melihat cowok yang menabraknya berjalan begitu saja.. Ia sebal setengah mati sama cowok itu “Lo nggak ada mulut ya, buat minta maaf ke gue?”
“Ada kok. Tapi gue nggak akan minta maaf, kalo gue nngak ngerasa salah. Lagian lo sendiri yang jalannya nggak lihat2.” Ujar cowok itu yang membuat Ify keki setengah mati.
‘kok ada ya cowok yang nggak takluk sama gue? Biasanya semua pada luluh. Kayaknya gue kenal deh. Dia itu cowok yang terkenal di sekolah ini juga kan? Ciih...’ Batin Ify sambil membereskan buku2nya itu. Ify berjalan ke arah perpustakaan, untuk mengembalikan setumpuk buku yang tadi dipakai di kelasnya. ‘hyuuh, susah juga jadi anak yang perfect’
Perpustakaan emang dekat sama ruang Osis. Karena itu, sebelum ke perpustakaan, Ify mampir di ruang OSIS. Dengan harapan bertemu Iel yang biasanya masih suka tinggal sampai sore. Ify sengaja nggak ngetuk pintu. Ia mengendap-endap ingin membuat kejutan bagi pacarnya itu. Tapi sayang, ia gagal membuat kejutan bagi Iel. Dan Iel-lah yang membuat kejutan baginya. Ify hanya bisa menatap, tanpa ekspresi apapun. Ia bejalan masuk lagi ke ruangan itu
“Yel, aku nggak enak sama Ify”
“Nggak apa2. Yang penting Ify-nya nggak tau” jawab Iel kepada gadis di depannya. Iel memegang tangannya, dan mencium kening gadis itu
“Iel? Via?” Ify mendengar suaranya sendiri. Terdengar seperti desahan. Kedua orang itu pun sontak kaget dan menemukan Ify tak jauh dari mereka
“I..Ify..” panggil Via pelan2. Ify hanya tersenyum miris.
“Kita putus yel”
“Tapi fy...”
“Gue nggak apa2” seru Ify dan meninggalkan sahabtnya + pacarnya, maaf koreksi mantan pacarnya di ruang Osis. Tak ada air mata yang keluar. Ify sendiri mungkin lupa caranya menangis. Ia hanya tau terakhir dia menangis itu ketika ibunya meninggal. Itu juga ketika ia masih SD.Sejak saat itu, dia sama sekali tak mengeluarkan satu air matapun. Ify meletakkan buku2 di perpus, dan menyandang tasnya pergi. Ia pergi ke taman. Tempat favoritnya, kalau ada masalah. Masalah? Ya, Ify sekalipun tetap memiliki masalah. Walaupun banyak yang menilainya tak bercacat. Ify duduk merenung. Itulah yang ia lakukan. Merenung, agar tidak pernah pacaran lagi, supaya dia tak pernah tersakiti.
“Jangan pernah lari dari masalah.” Ucap seseorang. Ify menatapnya, cowok yang tadi menabraknya di koridor sekolah. Ify tak menggubris pernyataannnya “Kalo mau nangis, nangis aja.”
“Cih..Tau apa lo tentang gue? Lagian nangis nggak pernah nyelesain masalah. Nangis Cuma buang2 waktu” ucp Ify dingin
“Setidaknya, lebih baik daripada lo pendam dan lo tahan. Lebih baik daripada lo sok baik2 aja, padahal lagi sedih.” Ify tetap diam dan menatap ke depan, melihat anak2 yang berlarian “Seorang miss perfect nggak mau nangis? Takut image perfect itu rusak?” pertanyaan yang cukup membuat Ify tersentak
“Gue..”
“Hh..Lo terlalu sombong dan bangga sama image perfet lo itu. Lo nggak tau kalo menurut orang2 lo itu sempurna, menurut gue lo itu nggak lebih dari benda yang bakal dikembaliin ke pabriknya karena ada goresan.”
“Maksud lo?”
“Masa lo yang katanya bintang kelas nggak ngerti sama omongan berandalan kayak gue? Hmm, gini ya. Menurut gue, lo juga punya kekurangan. Banyak malah. Tapi lo nggak pernah mau mengakui kekurangan lo itu.”
“Rese banget sih lo. Apa sih mau lo? Ganggu banget sih kehidupan gue. Lo ngomong gitu, tapi sadar nggak kalo lo itu sangat banyak memiliki kekurangan”
“Mau gue? Mau gue supaya orang2 yang ngerasa dirinya sempurna, sadar dan nggak pernah liat Cuma dari kelebihannya. Hmm, gimana kalo kita tanding? Selama seminggu ke depan, ada ujian semester, kita liat siapa yang dapat peringkat 1 umum. Lo atau gue?”
“Ciih..Nggak sadar lo lagi nantangin siapa? Ok, gue stuju. Apa syaratnya?”
“Kalo gue menang, lo harus ngakuin kalo lo yang sempurna itu pun bisa kalah, dan lo harus sadarin itu. Deal?”
“Deal. Dan kalo gue yang menang, lo jangan pernah deketin gue lagi.” Cowok itu hanya mengangguk setuju “Btw, siapa nama lo?”
“Rio. Mario Stevano aditya” Rio pun pergi meninggalkan Ify sendiri
********
Seminggu pun berlalu. Banyak anak2 yang mengeluh karena soal2 yang susahnya minta ampun, dan pasrah sama nilai mereka. Tapi Ify tetap tenang, toh selama ini ia selalu jadi yang pertama. Banyak anak2 mengerumuni papan pengumuman, mencari nama mereka masing2. Ada yang teriak2 histeris, ada yang senyum lega, ada yang nangis, ada juga yang cuek2 sama nilainya. Ify melangkah, menatapi nilainya. Ia sama sekali nggak percaya
1. Mario Stevano Aditya ........... 600
2. Alyssa Saufika Umari.............598
3. ........
Jumlah nilai dari ke enam mata pelajaran. Ify pucat pasi, ia nggak nyangka kalo ternyata ia bisa kalah dengan....cowok berandalan??
“Gimana? Gue kan udah bilang, lo yang katanya perfect juga bisa kalah sama orang kayak gue.” Bisik Rio tepat di telinga Ify. Ify nggak berkutik. Ia hanya bisa terpaku. Seluruh siswa pun tau, bahwa pujaan mereka selama ini yang selalu sempurna ternyata bisa kalah dengan cowok aneh dan nggak disiplin kayak Rio. Ify berlari menuju taman sekolah. Taman yang jarang didatangi siswanya karena letaknya yang emang agak jauh. Ify menangis. Air mata yang selama ini nggak pernah ia keluarin, akhirnya keluar juga. Menangis, karena ia merasa kalah telak dengan orang yang menurut dia sangat berkekurangan
“Maaf, kalo gue bikin lo jadi nangis gini.”ucap Rio tulus. “Gue Cuma nggak suka lihat ornag kayak lo. Orang yang milih2 dalam berteman, orang yang Cuma memamerkan senyumnya agar dipuja dan terlihat baik, padahal kelakuannya sama aja.”
“Waktu kecil, nyokap gue meninggal. Itu terakhir kalinya gue nangis. Gue nggak mau ngerasa hal itu lagi untuk kesekian kalinya lagi. Sejak saat itu, gue merubah semua sikap gue, dan beginilah gue yang sekarang. Dengan begini, gue nggak bakal nangis lagi, karena semua yang gue inginkan telah tercapai. Gue milih2 teman Cuma karena gue takut kalo gue bakal dikhianatin sama teman yang bermulut manis di depannya, padahal nusuk gue dari belakang” curhat Ify
“Tapi teman yang lo anggap dia juga hampir sempurna, ternyata ngelakuin itu juga kan?”
Ify tersentak, tapi ia mengangguk lemah.
“Apa gue salah?”
“Sikap nggak bersahabat, mencemooh, serta sikap sombong lo itu yang salah. Lo harusnya ngerubah itu. Dan jangan pernah mandang orang hanya dari kelebihannya saja atau kekurangannya saja. Tapi lihatlah keduanya. Kalo lo bisa lihat keduanya, maka lo bisa tau apa arti kesempuranaan yang sebenarnya.”
“Makasih. Makasih karena lo udah nyadarin gue.” Ucap Ify sambil tersenyum. Rio pun hanya membalas senyuman Ify dan mengacak rambut Ify pelan
***********
Sejak peristiwa itu Ify emang jadi dekat sama Rio. Ify juga lebih terbuka untuk berteman dengan siapa saja. Via dan Iel? Ify udah nggak mikirin mereka lagi.. Ia udah merelakan mereka berdua jadian untuk kebahagiaan mereka. Walaupun awalnya berat, tapi akhirnya dia bisa juga memaafkan Via dan Iel. Karena dia sendiri, udah menemukan yang lebih baik
“Ciiiie,, Rio. Tambah dekat aja sama Ify. Lo suka kan?” tanya Alvin
“Nggak..”
“Ya elah, lo jangan boong deh. Lo berubah tau nggak sih? Udah nggak pernah telat, jarang tidur di kelas, suka ngerjain tugas. Perubahan lo itu pasti karena Ify kan? Iya kan? Ayoo ngakuu...”
“Heu..Iya, iya gue ngaku. Gue suka sama dia.”
“Terus kapan nih lo tembak dia?”
“Pulang sekolah.”
@pulang sekolah
Rio mengajak Ify ke taman waktu itu. Taman ketika Ify lari karena melihat Iel dan Via. Rio memompa segala keberaniannya. Sebenarnya nyalinya ciut. Ia nggak pernah nembak cewek sebelumnya. Dan ini adalah pertama kalinya ia nembak cewek.
Jreng,,, terdengar petikan gitar yang membuat Ify kaget. Ternyata Rio di belakangnya sambil menyanyikan lagu sempurna
Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah
Kau membuatku akan slalu memujamu
Di setiap langkahku, ku an slalu memikirkan dirimu
Tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu
Janganlah kau tinggalkan diriku, takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku, Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku lengkapi diriku, oh sayangku kau begitu
Sempurna...
“Katanya nggak ada yang sempurna?” ejek Ify walaupun ia sebenarnya senang
“Gue bilang, sempurna menurut gue adalah melihat kekurangan dan kelebihan orang lain secara bersamaan. Dan menerima keduanya.” Ucap Rio sambil tersenyum
“Fy, gue tau, gue nggak sehebat Iel, gue tau gue nggak sesempurna lo, gue tau gue banyak kekurangannya. Gue juga bukan cowok romantis, gue Cuma mau jujur sama perasaan gue aja. Dari kelebihan dan kekurangan itu, gue mau jadi yang terbaik buat lo. Gue mau kita saling melengkapi. Gue..Gue sayang sama lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?”
“Iya..” jawab Ify sambil tersenyum. Rio pun memeluk Ify.
Apakah ada yang sempurna di dunia ini? jawabannya hanya 1, nggak ada dan nggak akan pernah ada yang bisa jadi sempurna.Kenapa? Karena semua hanya terpaku kepada kelebihan2 yang dimiliki.Kenapa? Karena manusia hanya dan selalu melihat dari satu sudut pandang, bukan dari sudut pandang yang lain.Karena manusia selalu menghindar dan menutupi segala kekurangannya.
Kesempurnaan bukan dilihat hanya dari kelebihan2 itu. Tapi kesempurnaan itu adalah ketika kita menyadari kelebihan kita serta mau mengakui, dan menerima segala kekurangan kita.Di mana itu semua membuat kita menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan bukan menjadi batu sandungan bagi kita ke depannya.