Sabtu, 17 Desember 2011

No other words than "I Love You"

Cerpen ini dibuat secara random, gara2 dengerin lagunya Marcell – Bukan lagu Cinta sama train – Marry me. Suka banget sama kata-katanya. Terus terinspirasi deh ngebuat cerita ini. Jadi maaf ya kalo ngaco dan makin aneh.






Jika ada cara baru tuk mengungkap rasa rindu
Jik ada cara yang belum dicupta tuk cinta

Lelaki itu menyandarkan tubuhnya ke tembok yang berada tepat di belakangnya, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menutup matanya, mencoba melukiskan wajah seseorang yang sudah lama tak ia jumpai. Gadisnya memang pergi ke luar negeri untuk kuliah S2. Sedangkan dirinya sendiri sudah selesai S2 dan sedang bekerja di sebuah perusahaan ternama. Senyum terukir, ketika ia berhasil memetakan wajah gadisnya. Ia membuka matanya, mengeluarkan I-phone yang ia kantongi, memandangi walpaper HP-nya di mana terdapat fotonya bersama sang gadis. Ada rasa membuncah dalam dadanya. Bahkan rasa itu terlalu sulit untuk dijelaskan dalam kata-kata. Sulit ia gambarkan betapa ia rindu pada gadisnya itu
“Pesawat boeing 786 dengan tujuan Jerman – Jakarta baru saja mendarat di bandara soekarno hatta, pukul 14.30”
Lelaki itu mengalihkan pandangannya, sedikit mengubah posisi berdirinya agar dapat melihat ke arah pintu lebih jelas. Tak butuh lama, ia dapat menemukan gadisnya di antara kerumunan orang. Lagi-lagi senyum terukir dari bibirnya. Ia menunggu gadisnya keluar dari kerumunan, menggeleng kepalanya ketika melihat gadis itu berdiri dengan wajah bingung.
Do you need some help?” tanyanya pada gadis
No thanks, I think...” ucapan gadis itu terhenti ketika melihat orang yang menanyakannya
“Rio!” pekik gadis itu, melepaskan tasnya kemudian memeluk lelaki yang berada di depannya. Ia benar2  tidak perduli dengan tatapan banyak orang yang mengarah padanya
Welcome to Indonesia, dear” ucap Rio, hendak melepaskan pelukannya
 “Nope” gadis itu menggeleng dalam pelukan Rio, kemudian mengeratkan pelukannya “Please, let me stay in your arms
Tanpa menjawab apapun Rio semakin erat memeluk gadisnya. Sudah hampir 5 tahun ia bersama sang gadis, tapi sampai sekarang ia masih tak sanggup mengontrol detak jantung yang berdegup cepat. Ia sadar bahwa ia tak mau dan tak bakal sanggup jauh lagi dari gadisnya.

*****
Saat semua kata kehilangan makna
Saat segala upaya terasa hampa
Maka, Aku berdiam tanpa daya hanya karena kehadiranmu
Sementara jiwaku ingin berseru setengah mati
Pandangan Rio tetap lurus ke depan memandangi jalan, hanya sesekali ia melirik gadis yang duduk di sebelahnya. Bukannya ia tak rindu, ia hanya mencoba tetap konsentrasi untuk menyetir. Namun, ia tetap mendengar apa yang dibicarakan gadisnya itu, sambil tersenyum mendengar celotehan yang sudah lama tak ia dengarkan
So, where are we going now princess Ify?
Rio, stop calling me princess. I don’t like it” Rio terkekeh melihat gadisnya kesal dipanggil princess. Di saat hampir semua gadis akan tersenyum ketika dipanggil princess, Ify malah kebalikannya. Rio pun mengacak rambut Ify, membuat Ify semakin mengerucutkan bibirnya
“Oke dear. Jadi mau ke rumah aku dulu atau ke rumah kamu?”
“Hmm, ke rumah aku dulu yo. Setelah itu kita ke rumah kamu” ucap Ify kemudian kembali menceritakan kehidupannya, kuliahnya, teman2nya, dosennya, semua hal yang berada di Jerman.
Tak butuh waktu lama, mereka berdua telah sampai di rumah Ify
“Ma, pa” panggil Ify
“Ify sayang, ya ampun mama kangen banget sama kamu”
“Papa juga kangen banget sama kamu” ucap papanya dan memeluk Ify bergantian dengan mamanya
“Aku juga kangen sama mama & papa. Aku kangen tidur dipeluk mama, main tenis meja sama papa, masak sama mama dan bantuin papa periksa hasil ujian mahasiswa” ucap Ify sedikit menerawang kemudian mencium pipi kedua orang tuanya
“Kita habiskan waktu 2 ini bersama ya ma, pa”
“Iya sayang”
“fy, Rio  kamu nganggurin gitu?” tanya papanya membuat Ify menepuk jidat, ia benar2 lupa dengan kekasihnya
“Maaf ya yo” ucap Ify sambil menggigit bibir bawahnya.
No problem dear” ucap Rio kemudian menggenggam tangan Ify “Aku ngerti kok kamu kangen sama tante Gita & om Sam”
“Habis ini kalian mau ke mana?”
“Ke rumah Rio ma. Melepas rindu dengan tante Manda”
“Cuma sama mamaku nih fy?”
“Sama kamu juga sayang” ucap Ify kemudian mengecup pipi Rio. Rio yang diperlakukan seperti itu di depan orang tua Ify jadi salah tingkah. Ia pun hanya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal
“Ma, pa,  kita berdua langsung ke rumah Rio ya. Udah sore, lagian macet juga. Takut kemaleman balik ke sini”
“Rio sama Ify pamit ya om tante”
“Iya, jaga Ify ya yo”
“Hati2, jangan ngebut”
“Iya om tante”

******
“Yo, Ify dibawa ke kamar tamu aja. Ntar mama yang ngomong sama mama Ify kalo Ify nginep aja di sini, soalnya udah tidur. Kasihan kalo harus dibangunin. Besok pagi kamu anterin Ify” Ucap tante manda membuat Rio mengangguk. “Mama, tidur duluan ya yo”
“Iya ma. Night ma.”
“Night too. Ify nya jangan diapa-apain”
“Iya ma”
Sepeninggal mamanya, Rio langsung menggendong Ify ke kamar tamu. Ia menatap Ify yang tertidur dengan polosnya. Lagi-lagi senyuman yang dapat terukir di wajahnya. Entah bagaimana hanya menatapnya seperti ini saja, senyuman dapat terus terukir. Rio menyelimuti Ify, kemudian mengecup kening Ify, dan menahannya beberapa saat.
‘Aku sayang banget sama kamu. Aku kangen banget sama kamu.’ Batin Rio. Ia yakin, tanpa mengeluarkan kata-kata itupun Ify dapat merasakannya. “Night dear. Have a nice dream” bisik Rio, kemudian meninggalkan kamar tamu, dan masuk ke kamarnya sendiri

*****
                Ify menatap wajahnya di cermin, memastikan bahwa tak ada sesuatu yang kurang dari dirinya. Setelah tadi pagi ia diantar Rio balik ke rumah, maka malam ini akan pergi makan malam bersama Rio. Bukan sesuatu yang luar biasa, tapi tetap saja ia sama sekali tidak mau mengecewakan Rio, dan ia ingin agar setiap hari ia bersama Rio selalu menjadi kenangan manis.
“sayang, Rio udah nunggu kamu di bawah”
“Hmm, ma, Ify udah kelihatan cantik belum?”
“Udah sayang. Ayo turun” ucap mamanya membuat Ify mengangguk dan keluar dari kamarnya. Rio yang menatap Ify turun hanya bisa menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya lagi, agar ia tidak terlihat gugup menatap gadisnya. Ify terlihat begitu anggun menggunakan mini dress berwarna putih, flatshoes berwarna putih, dan rambutnya ia biarkan terurai.
“Kenapa aku ditatap gitu yo?” tanya Ify yang merasa aneh melihat kekasihnya menatap dirinya seerti melihat seseorang yang berbeda
“Hmm, kamu cantik banget malam ini” Ify tersenyum mendengar ucapan Rio. Ia merasa pipinya memanas.
“Kita kayak anak SMA aja, yang malu2 & jantung berdebar” ucap Rio membuat Ify tertawa. Ya, mereka memang seperti pasangan ABG. Padahal setelah dipikir-pikir lagi, mereka sudah berumur 26 tahun. Bukan usia yang tepat untuk berlaku seperti ABG. Tapi itulah yang terjadi. Bukankah sensasi dari cinta itu sendiri, tak pernah bisa disangka-sangka?
“Udah ah yo, kita pergi”
“Tante, Om, Ify nya Rio pinjam dulu ya”
“Iya yo” Rio pun membukakan pintu mobil pada Ify, menutupnya, kemudian sedikit memutar mobilnya, dan masuk ke sisi sebelah kanan, mengambil tempat untuk mengemudi.

*****
Jika ada nada baru tuk nyanyikan lagu cinta
Jika ada kata yang belum dicipta oleh pujangga
Saat
semua resah meluluh sayapnya
Saat yang ku miliki hanya nafas ini
Hanya detak jantungku yang mampu jujur kepadamu
Sementara lidahku kaku dan kelu
Setengah mati ingin menghilang

Rio menggenggam tangan Ify, berjalan ke arah tempat duduk di restoran yang telah mereka masuki. Rio berjalan ke arah tempat yang sudah ia pesan, di pojok dengan pemandangan laut. IA menarik sedikit kursi agar Ify bisa duduk, kemudian ia sendiri duduk di seberangnya. Candle light Dinner mungkin bukan hal biasa lagi bagi mereka berdua ataupun bagi banyak pasangan, tapi tetap saja kenangan bersama yang ingin mereka ukir
“Mau pesan apa fy?”
“Aku samain aja kayak kamu.” Ucap Ify sambil menutup menu makanan yang ada di tangannya. Rio pun memesan makanan dan minuman yang sama untuk mereka berdua. Ify masih saja memandang ke arah laut.
“Suka?”
“Iya. Kamu masih inget aja kalo aku suka sama laut. Apalagi di Jerman, nggak ada laut yang bagus seperti ini”
“Hmm fy.” Ucap Rio, sementara tangan kirinya menggenggam tangan Ify “Aku yakin, kalimat ‘aku sayang kamu’, ‘aku cinta kamu’ sudah terlalu sering kamu dengar dari aku. Aku pengen ngucapin kalimat lain untuk nunjukin rasa aku ke kamu, tapi tak ada kata bahkan upaya yang bisa aku lakukan untuk menunjukkan seberapa besar aku cinta sama kamu. Cuma satu yang bisa jujur. ” Rio menarik tangan Ify sedikit, meletakkannya di dada kiri Rio. “Detak jantungku nggak pernah bisa bohong. Setiap kali dekat kamu, jantungku berdetak nggak seperti orang normal.” Rio menatap mata Ify tajam, seolah dengan demikian, dapat menyampaikan segala apa yang ia rasakan. Segala rasa yang tak pernah bisa ia ungkapkan dengan kata-kata, tunjukkan dengan perbuatan, karena itu lebih dari sekedar kata-kata bahkan usaha. Rio melepaskan tangan  Ify, berdiri di depan panggung. Mengambil gitar, kemudian mulai memainkannya, membiarkan intro lagu itu mengalun di restoran itu
For the first, I’m so sorry if I bother of you. This song just For Alyssa Saufika.”
Forever can never be long enough for me
To feel like I've had long enough with you
Forget the world now, we won't let them see
But there's one thing left to do
Now that the weight has lifted

Love has surely shifted my way

Marry me
Today and every day
Marry me
If I ever get the nerve to say hello in this cafe
Say you will
Say you will

Together can never be close enough for me
To feel like I am close enough to you
You wear white and I'll wear out the words I love you
And you're beautiful
Now that the wait is over

And love has finally showed her my way

Marry me
Today and every day
Marry me
If I ever get the nerve to say hello in this cafe
Say you will
Say you will

Promise me you'll always be Happy by my side
I promise to sing to you
When all the music dies
And marry me

Today and everyday
Marry me
If I ever get the nerve to say hello in this cafe
Say you will
Say you will Marry me

Ify terperangah mendapatkan hal seperti ini. Bukan, ini memang bukan pertama kali Rio menyanyikan sebuah lagu untuknya. Tapi entah mengapa malam ini semuanya terasa berbeda daripada biasanya. Rio menghampiri Ify, mengeluarkan kotak kecil berisi cincin.
Alyssa Saufika, will you marry me?”
Yes I will Mario” Rio memasangkan cincin itu di jari manis Ify kemudian memeluknya erat. Dan untuk kesekian kalinya senyuman bahagia terukir di wajah mereka berdua. Ify tidak perduli dengan semua sorakan bahkan tepuk tangan riuh dari pendatang di restoran itu
I love you Rio
I’m sorry because I don’t find the words other than, I Love you Alyssa
No problem. That was more than enough for me” bisik Ify sambil mengeratkan pelukannya. Ia benar2 bahagia malam ini

******
Apa yang ku rasakan, apa yang kau dengarkan, bukan lagu cinta
Tapi lebih dari semua itu
-Rio


The End

Nah, ada yang mau ngusulin judulnya? Komentarnya please...

0 komentar:

Posting Komentar