Senin, 20 Desember 2010

Always have a choice - part 4

                Ify merapikan buku2 yang baru saja ia baca. Membaca emang hobinya dari dulu. Ia suka membaca buku apa saja, mulai dari novel, komik, buku pelajaran, ataupun buku2 biografi. Hari ini Ify memang keras kepala buat masuk. Ia nggak mau ketinggalan pelajaran. Ify melirik jam tangannya. Masih  ada 15 menit lagi sebelum bel istirahat selesai. Ify pun segera bergegas keluar dari perpustakaan menuju kantin. Tadi, ia memang meminta teman2nya agar pergi duluan ke kantin.
                Sesampainya di kantin, Ify celingak-celinguk mencari keberadaan teman2nya. Ia cukup kaget melihat teman2nya begitu akrab dengan anggota lieblings lainnya.
                “Hei fy. Ayo duduk.” Panggil via sambil menunjukkan kursi kosong di depannya. Ify pun langsung duduk.
                “Mau makan apa fy?” tanya Iel
                “Ehm..tadi aja, kita nggak ditawarin.” Celetuk Shilla, membuat yang lainnya mengangguk setuju
”Nggak usah ka. masih kenyang kok. ”
“Yakin? Ntar malah sakit..” Ify hanya tersenyum tipis dan menggeleng pelan menjawab pertanyaan Iel
“Eh...Mm, kayaknya gue kelewatan berita deh.  Ka Cakka, nggak kenalin ke gue??” tanya Ify sambil melirik ke arah gadis yang duduk di samping Cakka.
“Hehehe..abisnya lo kemaren nggak masuk sih fy. Kenalin, ini Agni, cewek gue. XI IPS 2.”
“Hai kak. Gue Ify.” Ucap Ify sambil tersenyum manis dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman
“Agni..” ucap Agni sambil membalas uluran tangan Ify *Agni di sini jadi cewek feminin*
“Ka Cakka, emang kapan pdkt-nya? Kok gue nggak tau sih?”
“Beuh...lo baru masuk di lieblings sih fy. Cakka nih ya, udah ngejar2 agni dari kelas 1.” Tambah Ray membut Ify Cuma ber’oo’ ria.
“Btw, ka Rio mana?” tanya Ify
“Lagi di ruang band. Katanya lagi nyari inspirasi buat bikin lagu pertama buat lieblings.” Ucap Iel
“Terus, kita nggak bantuin?”
“Mending lo jangan ganggu dia deh. Dia tuh paling nggak suka, kalo lagi dapat inspirasi, terus lagi serius2nya, kita tawarin bantuin. Dijamin hidup lo nggak bakal tenang. Gue aja yang udah kenal sama dia, masih suka dilemparin stik drum. ” ujar Alvin panjang lebar
“Jadi yang bikin aransemen itu ka Rio?” tanya Ify lagi. Anggota lieblings hanya ngangguk2. “Oh..gue kirain ka Alvin atau ka Iel gitu”
“Kenapa emang kalo Rio?” tanya Cakka
“Jangan salah lo fy, gitu2 dia jago banget loh..” tambah Ray, membuat Ify cengo. Namun pembicaraan mereka harus terhenti saat itu, karena bel mausk sudah berbunyi.

@pulang sekolah
Ify membereskan buku2nya dan memasukannya ke dalam tas. Ia harus segera ke ruang band, untuk mengambil laporan kimia-nya yang ketinggalan pada hari sebelum mereka pentas. Sesampainya di depan ruang band, Ify terdiam. Terdiam mendengar permainan gitar yang begitu indah. Ia tau benar bahwa yang ada di dalam ruang band adalah Rio, karena permainan gitar Rio emang berbeda dengan permainan gitanya Alvin. Permainan gitar Rio saat ini, terdengar begitu menyentuh hatinya. Padahal lagunya juga nggak beat ataupun slow banget. Tapi nggak tau kenapa, ia suka sama permainan Rio untuk lagu ini. Ify mengigit sudut bibirnya, mengingat untuk apa dia datang ke sini. Ia ragu untuk masuk. Ia takut mengganggu Rio yang sedang konsentrasi dengan pembuatan lagu. Namun, jika ia tak masuk dan mengambil laporan kimia-nya, bisa dipenggal oleh bu Dina besok. Karena besok pagi2 banget laporan itu udah harus ada di meja ibu Dina.
“Gue tau lo ada di luar fy.” Sahut Rio dari dalam membuat Ify cukup tersentak “Hmm, apa gue salah ya? Masuk aja fy.” Tambah Rio lagi. Akhirnya,  Ify pun memegang gagang pintu, menutup matanya, dan berharap Rio nggak bakal marah2.
“Kenapa berdiri di situ? Masuk aja fy” ucap Rio sekali lagi sambil tersenyum membuat Ify nggak takut lagi.
“Eh, maaf ya ka ganggu. Gue mau ngambil laporan kimia yang ketinggalan, harus dikumpulin besok.” Ify pun mengambil laporannya. Ia melihat Rio mengkerutkan alisnya berkali-kali sambil menatap kertas di hadapannya. Ify pun mundur perlahan untuk keluar, agar tidak membuat keributan.
“Mau ke mana? Gimana kalo lo nemenin gue?” tanya Rio yang masih menatap kertasnya
“Heh??”
“Lo mau kan?” tanya Rio dan menatap Ify tajam. Ify pun hanya bisa mengangguk pelan. Ify pun duduk di samping Rio. Ia masih diam, melihat tampang Rio yang sepertinya frustasi banget.
“Mm ka, ada yang bisa gue bantu?” tanya Ify akhirnya memecahkan keheningan antara mereka berdua
“Hmm, gue lagi bingung nih sama liriknya. Gue mau menceritakan tentang cowok yang lagi mikir gimana calon pacarnya nanti. Gue udah bikin liriknya, tapi belum selesai. Yang part awalnya juga, gue rasa agak2 aneh”
“Lo bisa maenin musiknya dari awal nggak?” pinta Ify. Rio pun memainkan gitarnya lagi. Sambil memainkan gitarnya, Ify mencoret-coret di kertas yang berbeda, dan mulai mengikuti permainan gitar Rio degna keyboard. Rio cukup terperangah, ia pun menghentikan permainan gitarnya
“Kenapa?” tanya Ify taku2 melihat Rio yang langsung berhenti memainkan gitarnya
“Nggak. Gue lagi mikir, kayaknya lagu itu bagus banget kalo Cuma diiringin piano. Lo udah tau kan musiknya? Gue nyanyi ya.” Rio pun memainkan gitarnya dan mulai bernyanyi
I was thinking about you
I wrote my feeling
But maybe you can’t put on paper
Like you like shooting stars
Or read some books there
Got more things to do than stare at a mirror
Rio menghentikan permainan gitarnya. Ify juga terdiam. Ia baru tau kalo Rio punya suara yang keren banget. Ify sempat bertanya-tanya kenapa nggak Rio yang jadi vokalisnya.
“Gimana?” tanya Rio
“Hmm, menurut gue ya. Lirik yang ‘I wrote my feeling’ kayaknya ganti sama ‘I drew a little picture’ deh. Jadi maksudnya tuh, si cowok menggambarkan calon pacarnya nanti seperti apa. Trus, ‘But maybe you can’t put on paper’ udah pas sih, Cuma gimana kalo ganti maybe sama some things?”
 ”Hmm, patut dicoba” ujar Rio dan menuliskan lirik yang baru di kertas yang berbeda. “Hmm, kayaknya ini juga harus gue ganti deh” tambah Rio
“Terus gimana sama Reff-nya?” tanya Ify. Rio menggeleng lemah
“Eh btw, kenapa lo nggak masuk tadi? Malah berdiri di depan”
“Abisnya gue takut ganggu lo yang lagi bikin lagu. Takut dilempar gue.” Rio hanya terkekeh mendengar penuturan Ify.
“waktu Lo di luar tuh ya, sebenarnya gue masih ragu itu lo atau...” Rio menghentikan ucapannya. Senyum merekah di wajahnya. Ia langsung menulis lirik lanjutan. Ify yang  heran dengan sikap Rio pun , lebih memilih diam. Setelah 30 menit, Rio mencoret beberapa kata, atau menggantinya dengan kata yang baru, akhirnya selesai juga lirik lagunya itu.
                “Ifyy,, thanks banget lo ngasih gue inspirasi...” ucap Rio sambil tersenyum senang
“Gue emangnya ngasih ide apan?”
“Ntar baru gue jelasin. Lo udah tau kan musiknya. Lo coba deh main tuh lagu, gue nyanyi. Tapi lo dengar ya liriknya.” Ify pun hanya bisa mengangguk
I was thinking about you
I drew a little picture
But somethings you can’t put on paper
Like you like shooting stars
Or  write songs on guitar
Got more things to do than stare at a mirror
                And I know, I know
                She’s gotta be out there, out there
                I know, I know, shes’s gotta be
Maybe i’m wrong, maybe i’m right
Maybe i’ll just let you walk by
What can i say, maybe i’ve known you all my life
Is she the one, is it today
Will i turn the corner, see my future
In a beautiful face..maybe
                She’s anything but typical
                A sweet surprise
                No mater what she’s looking at the brightside
                It’s gonna be worth it
                Cos that’s what love it’s
                I’ll keep searching for my kind of perfect
And I know, I know
She’s gotta be out there, out there

Ify pun mulai bernyanyi bersama Rio, membuat Rio tersenyum tipis dan mengangguk pelan. Ify menyanyi sopran, sedangkan Rio pecah suara jadi tenor, membuat mereka berdua sadar bahwa masing2 dari mereka memiliki suara yang bagus, selain kemampuan memainkan alat musik.

I know, I know, shes’s gotta be
Maybe i’m wrong, maybe i’m right
Maybe i’ll just let you walk by
What can i say, maybe i’ve known you all my life
Is she the one, is it today
Will i turn the corner, see my future
In a beautiful face..maybe
                They say give it time, give it time
                And it will fall in line
                But i keep wondering how and
                When and why I haven’t met you

“Kyaaa keren banget ka...” ucap Ify “Gue suka banget kata2nya. Tapi kok gue yang jadi inspirasinya?”
“Hehehe..iya, gue inget lo tadi di luar. Sedangkan gue juga nggak yakin itu lo apa bukan,. Nah makanya kata2 ‘ And I know, I know, She’s gotta be out there, out there, bla..bla..bla’ itu ya, karena lo ify. Ceritanya, uh cowok juga nggak yakin sama calon pacarnya. Dia Cuma menduga-duga” Ify tertegun mendengar kata2 Rio. Ia menatap lirik lagu yang sedang dipegang Rio. Yah, kata2nya benar2 menunjukkan keraguan Rio, apa benar dia atau tidak.
‘satu lagi fy. Karena gue ngebayangin lo yang jadi calon pacar gue’ batin Rio sambil menatap Ify yang ngangguk2 mengerti. “Ya udah kalo gitu, udah sore. Gue enterin pulang deh, sebagai ucapan trima kasih gue”
“Btw, kapan lo mau bilang sama yang lain ka?”
“Besok. Hmm, gue jadi nggak sabar buat besok..” seru Rio bersemangat. Mereka berdua pun meninggalkan ruang band. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang menatap mereka dari jauh. Bersembunyi agar tak diketahui, namun ia mendengar semua lagu yang baru saja dibuat Rio.
‘kenapa gue ngerasa itu bukan Cuma sekedar inspirasi? Tapi benar2 dari lubuk hati lo yo? ’ batin Iel

bersambung..

0 komentar:

Posting Komentar