Senin, 30 Juli 2012

Sekali ini saja - cerpen


You don't love a woman because she's
beautiful; she is beautiful because you love her.
- anonymous

      Gadis berwajah tirus yang menggunakan toga wisuda berwarna hitam dipadu dengan warna biru langit serta ijazah di tangannya keluar dari ruangan dengan wajah penuh senyuman. Ia tertawa bersama teman2nya, menikmati hari terakhir mereka di kampus. Hari di mana mereka harus melepaskan 'jabatan' mahasiswa mereka. Mereka memulainya bersama dengan senyuman, candaan, tangisan, perjuangan, hari ini mereka pun mengakhirinya dengan senyuman bahagia. Terlalu banyak kisah di kampus ini. Gadis itu lantas melambaikan tangannya pada teman2nya itu dan pergi menghampiri  empat orang yang nampaknya telah menunggunya sejak tadi
"akhirnya ade gue yang satu ini lulus juga. Congrats ya" ujar seorang pemuda bertubuh jangkung dengan kemeja putih dan jas yang lenganny dilipat setengah.
"makasih ka iel"
"selamat ya anakku" ucap papa dan mama gadis itu kemudian memeluk dan mencium pipi gadis itu.
“makasih ma, pa” ucap gadis itu kemudian berdiri di depan pemuda lainnya yang telah membuka jasnya
"happy graduated honey" ujar pemuda itu sambil memberikan sebuket mawar putih lantas mencium kening gadis itu dengan sayang.
"thank you honey. Aku kira kamu nggak bisa dateng"
"impossible. i'll always have time for you. Btw, you look so beautiful today" bisik pemuda itu membuat wajah gadis tersebut memerah. Pemuda itu lantas tertawa sambil memeluk pinggang kekasihnya  dan mengecup pipi kiri gadisnya
"kamu tuh sengaja ya, supaya muka aku merah semua" rengut gadis itu membuat kedua orang tuanya, kakaknya maupun kekasihnya.
"Ntar cantiknya ilang loh fy. terus si Rio nggak mau lagi sama kamu" goda Iel
"nggak kan say?" tanya ify berbalik pada Rio
"nope. Lagian aku sayang sama kamu kan bukan karena kecantikan kamu" ujar Rio membuat wajah ify semakin memerah, sedangkan iel manyun merasa adik iparnya ini tak kompak untuk menjaili adiknya. "kalo karena kecantikan kamu mah dari dulu aku nggak pernah pacaran sama kamu. kamu kan biasa aja, mending sama yang lain" tambah Rio membuat Ify manyun dan Iel terbahak dengan bahagia
"kamu mah"
"bercanda say. Kamu tetap jadi yang paling cantik di hatiku." ujar Rio membuat orang tua Ify hanya geleng2 kepala melihat anak mereka itu.

****


Your love's a permanent distraction, a perfect interaction
a feeling so extreme
- Hope

Tiga tahun..Tiga tahun lalu gadis itu mengenal seorang pemuda yang menjadi seniornya di kampus. Tiga tahun lalu, dirinya menjadi akrab dengan pemuda itu. Tiga tahun lalu pula, hubungannya dengan pemuda itu diresmikan menjadi sepasang kekasih. Dan selama tiga tahun ini, ia mengenal apa namanya cinta. Tiga tahun itu pun bukan hanya kebahagiaan yang ada pada mereka, tapi juga masalah datang silih berganti. Dimulai dari Via yang meneror gadis itu untuk menjauhi Rio, atau bahkan Iel yang selalu berusaha mendekati dirinya.
Gadis itu mengambil ponselnya kemudian mengetik sederet kata yang sudah biasa ia lakukan pada pagi hari. Seperti sebuah kecanduan yang sama sekali tak ingin ia hentikan. Apakah jatuh cinta itu memang indah?

To : Rio
Morning....udh bangun blm?? Love you..

From : Rio
Morning too. Ak udh d kantor. I met someone this morning. and you know who? She is via. Love u too.

To : Rio
Waduuuh pagi banget sih kamu k kantor. Kamu udah sarapan? Really?! Let me guess, today she is look beautifull & smart. Aren't you falling in love with her??

From : Rio
 Belum, hehe. kamu udah sarapan? Oh you're right. she's look beautifull. Unfortunetly i  had a girlfriend. :p. Tapi kalo boleh jujur, kecantikan dia cuma karena riasan.

To : Rio
Iiih, kamu tuh udh dibilangin. Makan gih. Ntar sakit lagi. Ak baru selesai sarapan. Hahaha. Dasar! Kamu jgn gitulah. Kasihan dia. Klo ak liat2 kmu cocok sama dia. :p

From : Rio
Ya udh kamu jg sama iel aj. Dia juga keliatan baik. :p
Say, ak males nih ngapa2in di kantor. coba kalo ad kamu d sini. Pasti ak bakal srmangat

To : Rio
Deal. Gombal. Kamu pulang jm brp hari ini?

From : Rio
no deal. Ah kamu gimana sih. Di mana2 tuh cewek bakal jealous. Hmm, jm 10 kyknya. Banyak kerjaan.  oh ya say, mama minta kamu dtg ke rumah hari ini. Kamu bisa ga??

To : Rio
Hahahaha. Abisnya kamu dulu sih yg mulai. Cape hati klo ak cemburu. Mending ngegodain balik :p
Hah? Tapi say, hari ini ak ga bisa. Ak udh jnjian sama shilla & agni. Klo bsok aj gimana? Ntar ak dtg k rumah kamu.

From : Rio
Ooh gitu. Ya udh klo gitu. Ntar besok pulang kantor ak jemput kamu y..Kmu janjian di mana?? Hati2 ya..

To : Rio
Ga usah say. Ak langsung k rumah kamu aj. Kasian kalo kamu harus ke kosan ku dulu baru pulang ke rumahmu. Kamu pasti cape. Lagian biar ak bisa ketemu mamamu dari pagi. Ak janjian ketemu d GI.

From : Rio
Oke deh say. Ntar ak bilang mama. I miss u so badly honey. Love you :*

To : Rio
I miss u tooo honey. Love u too :*. Kamu makan ya.. Met bekerja honey. *dasar workholic* :p

From : Rio
Okay sayang. Ak kan kerja jg buat masa depan kita, hahaha. Have fun ya. Salam buat agni & shilla..


****

Love is the master key that opens the gates of
happiness. - Oliver Wendell Holmes

“Om senang deh punya calon mantu yang jago masak” puji papa Rio –om Freddy–, ketika mereka sedang makan malam di rumah Rio. Hari ini, Ify memang sudah ada di rumah Rio sejak pagi. Ia menemani mama Rio –tante manda– ke pasar, shopping, masak, bahkan ikut arisan bersama teman2 tante manda yang lain. Paling menghebohkan adalah ketika tante manda memperkenalkan Ify sebagai calon isteri dari Rio, padahal sama sekali tak ada pembahasan itu di antara Rio dan Ify
“Jadi kapan fy, married sama Rio?” tanya tante manda membuat wajah Ify langsung memerah
“Ah tante, kan masih lama. Lagian Rio nya juga nggak ngelamar” jawab Ify malu2
“Kalau gitu tante bilang deh ke Rio ntar”
“Eh jangan tante...”
“Kenapa?”
“Ify kan Cuma bercanda, lagian Ify malu”
“Beneran juga nggak apa2 fy” goda tante manda membuat wajah Ify lagi2 memerah. Keluarga Rio memang dekat dengan Ify, dimulai dari mamanya, papanya maupun adiknya -Ray-. Orang tua Rio pun sangat menyukai Ify, entah karena mereka tak pernah punya anak perempuan, atau karena mereka memang Ify mempunyai daya ikat tersendiri untuk disayangi siapa saja
“Sini tante, biar Ify yang cuci piringnya” tawar Ify pada tante manda
“Nggak usah fy, kamu nemenin om aja di depan”
“Nggak tante, aku aja yang cuci, tante yang nemenin om di depan. Kalau aku nemenin om, ntar Rio cemburu lagi” ujar Ify membuat tante manda langsung tertawa
“Kalau gitu tante tinggal ya” Ify pun mengangguk dan mengambil alih pekerjaan tante manda. Dalam minggu ini Ify memang masih belum mendapatkan pekerjaan. Ia masih meng-apply ke beberapa perusahaan, dan masih menunggu panggilan untuk interview.
“Hei honey” ucap seorang pemuda sambil memeluk Ify dari belakang. Ify nampak terkejut, namun sedetik kemudian ia sadar siapa yang memeluknya ketika mendengar suara dan mencium aroma parfum yang selalu membuat Ify kehilangan konsentrasinya
“udah makan?”
“Udah. Kamu udah selesai?” tanya Rio dan Ify mengangguk “Ngobrol di halaman belakang aja yuk” ajak Rio. Ia melepaskan pelukannya, lantas menggenggam tangan Ify. Ify menatap wajah Rio yang sedang menatap ke langit. Ada yang berbeda dari wajah kekasihnya. Tampak kelelahan dan beban besar.
“Kamu ada masalah?” tanya Ify, membuat Rio menatap Ify. Rio tersenyum tipis kemudian menggeleng. “Jujur aja.” Ujar Ify lagi. Sudah tiga tahun ia lalui bersama Rio, ia pasti menyadari ada hal yang salah..
“Cuma masalah pekerjaan”
“Bener?”
“Kamu percaya sama permintaan yang dikabulkan bintang jatuh nggak?” tanya Rio membuat Ify mengernyitkan keningnya. Apa Rio sedang berusaha mengalihkan pembicaraan?
“Hmm, percaya nggak percaya sih.”
“Aku percaya” sahut Rio “Well, kalo emang nggak bener, setidaknya Tuhan denger permintaan kita. Iya kan?” tanya Rio membuat Ify mengangguk. Rio lantas menarik Ify ke dalam dekapannya “Aku sayang kamu”

****
You come to love not by finding the perfect
person, but by seeing an imperfect person perfectly. -Sam Keen

            Ify memekik histeris ketika ia memasuki The Energy Building, Sudirman Central Business District (SCBD) lantai 2. Pantas saja Rio memintanya untuk menggunakan dress dan heels yang bukan tipenya berpakaian. Setelah ia pikirkan lagi, jika ia menggunakan kemeja dan rok atau jeans dan kaos, mungkin ia akan diusir atau setidaknya ia akan menjadi pusat perhatian karena semua yang makan di sini pun menggunakan dress dan jas untuk pria nya. Amuz Gourmet adalah tempat candle light dinner terbaik yang pernah ia kunjungi. Interior bergaya perancis, yang bisa dilihat dengan hadirnya menara Eiffel dari besi, tetesan air mata yang unik seperti Chandelier dan lukisan asli dari pelukis Indonesia yang terkenal. Menunya pun menawarkan masakan Perancis kontemporer disertai anggur Prancis yang terbaik sehingga memberikan pengalaman bersantap mewah dan menyenangkan. Rio memang mengajaknya untuk dinner berdua malam ini. Ia tau bahwa Rio itu terkadang memang romantis, tapi ia tak pernah membayangkan dirinya akan mendapat hal spesial seperti ini. Akhirnya pelayan pun mengatarkan pesanan yang sudah diminta dari Rio beberapa hari lalu. Untuk malam ini Rio memang mempersiapkan segalnya.
            “Say, ini bagus banget” ujar Ify yang masih terpana dengan restoran ini
            “I’ll always give my best for you” sahut Rio sambil menggenggam tangan Ify, kemudian mengecupnya. “I heve something special for you.” Rio kemudian memanggil pelayan. Pelayan itu mengantarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Ify membukanya perlahan dan lagi-lagi Rio membuat ia tak bisa berkata-kata. Ia melihat sebuah cincin berlian.
            “Yo..” Ify menatap Rio seolah mencari sebuah jawaban.
            “Would you marry me?”
            “I would” ucap Ify, membuat Rio tersenyum manis kemudian mengambil cincin di dalam kotak itu, dan memasangkannya di jari manis Ify.“I love you”
            “I love you more”
            “I love you more than you can imagine” ucap Rio sambil tersenyum manis. Rio mendekatkan wajahnya ke wajah Ify, namun ia menghentikannya secara tiba2 ketika ia merasakan sesak nafas, dan seluruh tubuhnya terasa lumpuh. Rio mendecak kesal, kenapa harus saat seperti ini.
            “Yo, what’s wrong?” tanya Ify yang mulai terlihat panik melihat Rio. Rio tidak menjawab, ia mencoba bernafas, namun tetap terasa sulit. Tak lama pandangannya mengabur, dan ia tak sadarkan diri

            ****
“ Rio terkena Miastenia Gravis. Salah satu penyakit yang berhubungan dengan kelemahan otot. Kelemahan ototnya bisa ringan sampai berat. Awalnya hanya gangguan otot di sekitar mata, kemudian kelemahan anggota gerak, dan yang paling ditakuti adalah jika terkena otot pernafasan, karena pasien bisa sesak nafas. Jika demikian maka ini menunjukkan tingkat paling parah dari penyakit ini. Rio nampaknya sudah memiliki penyakit ini dari lama, dan sekarang sudah terkena otot pernafasan.”
            Ify mematung di samping tempat tidur Rio. Ucapan Dokter masih terngiang-ngiang di pikirannya. Dia tidak bisa tidur semalaman, bahkan ia hanya bisa menangis.
            “Say...” Ify menoleh mendapati Rio telah sadar kemudian membuka selang oksigennya.
            “Jangan dibuka”
            “Aku udah nggak apa2” ucap Rio.
            “Tante manda sama om Freddy lagi balik ke rumah buat ngambil baju kamu.” Ujar Ify.
            “Kamu nangis?” tanya Rio lembut sambil memegang pipi Ify. “Maafin aku. Aku nggak bisa buat kamu bahagia”
            “Nggak yo. Aku bahagia sama kamu..”
            “Myastenia Gravis. Itu nama penyakitku” ujar Rio lagi sambil menerawang. Ify tak ingin membahas penyakit Rio, karena ia sadar ia takkan cukup kuat untuk mendengarnya. “Aku tau kalau aku sakit sejak 5 tahun yang lalu, sebelum aku kenal kamu. Semuanya akan membaik jika aku meminum obat dan beristirahat. Namun sejak dulu dokter sudah memperingatkan aku, bahwa jika aku mengalami sesak nafas, maka itu artinya penyakitku memburuk. Selama 5 tahun ini, aku merasa semuanya baik-baik saja. Setidaknya aku tidak pernah merasakan sesak nafas dan aku masih dapat melakukan aktivitas walaupun siang hari aku harus beristirahat. Aku cukup yakin bahwa aku masih bisa hidup, menikah denganmu, dan punya anak. Oleh karena itu, aku tak pernah menceritakannya padamu. Namun, semuanya seolah meluluhlantakkan impianku ketika semalam aku sesak nafas. Dan yang ada di pikiranku hanya satu, bahwa aku tak akan lama ada di dunia ini. Aku...” Ify meletakkan jarinya di bibir Rio, meminta Rio  untuk berhenti bercerita. Ia sudah tak sanggup mendengar apapun lagi. Rio menyingkirkan jari Ify, kemudian menggenggam tangan Ify.
            “Maafin aku fy. Aku nggak pernah share masalah ini denganmu. Aku terlalu takut kalau kamu tau, kamu akan meninggalkan aku, atau kamu tak akan pernah mau jatuh cinta dengan pria penyakitan sepertiku. Aku pengecut. Seandainya saja aku mengatakan hal ini dari dulu, setidaknya kamu tidak akan pernah menderita denganku. Setidaknya kamu bisa mencari orang yang lebih baik dibandingkan aku jauh sebelum aku yang meninggalkan dunia ini. Aku egois” ujar Rio lagi membuat Ify mau tak mau menangis. Air mata yang mati2an ia tahan, memaksa untuk keluar.
            “Nggak yo. Aku nggak akan pernah ninggalin kamu dan aku nggak mau kamu ninggalin aku” ucap Ify sambil menangis, membuat Rio menarik Ify ke dalam dekapannya.
            “Menangislah fy. Tapi kamu harus janji padaku, tangisanmu hanya untuk hari ini, dan takkan pernah terjadi lagi besok. Aku nggak mau kamu nangis karena aku. Aku nggak mau kamu tersiksa karena aku” ucap Rio dan mengecup puncak kepala Ify. Ify mengeratkan pelukannya. Sungguh, ia tak ingin melepaskannya.

****
It is love, not reason, that is stronger than death. - Thomas Mann

“Please fy, aku mau keluar. Malam ini aja. Besok aku nggak minta apa2 lagi deh say.” Pinta Rio dengan wajah memelas membuat Ify mau tak mau meminta izin pada dokter, dan membawa Rio ke salah satu cafe yang sering mereka kunjungi waktu mereka masih kuliah. Cafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah sakit. Ify mendorong kursi roda Rio ke salah satu meja yang letaknya di taman dan bukan di dalam ruangan
“Kayaknya ruangan kafe ini jadi makin luas, dan dekor-nya juga berbeda dengan dua tahun lalu.” ujar Rio membuat Ify mengangguk walaupun yang ia pikirkan bukan dekor Cafe ini melainkan kesehatan Rio. Ini adalah hari kelima Rio berada di rumah sakit, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan selama ini. Ify tak pernah meninggalkan Rio sendiri di rumah sakit. Ia selalu berada di samping Rio. “Lihat deh say, bintang hari ini nggak sebanyak biasanya. Apa karena mau hujan ya?” tanya Rio entah kepada Ify, atau kepada dirinya sendiri. Ify pun tak berniat untuk menjawabnya. Hatinya sama sekali tak tenang
“Kamu kok jadi pendiam banget sih hari ini. Bukannya kamu paling bawel” ujar Rio sambil mencubit pipi Ify. Ify hanya meringis. “Kamu takut?” tanya Rio menatap mata Ify tajam. Ify menggigit sudut bibirnya mencoba menahan tangisannya. Ya, ia takut. Ia takut Rio meninggalkannya. Ia takut ketika hari esok datang, tak ada Rio di sampingnya. Ia takut, ia takkan pernah bisa menjalani hidup tanpa Rio. Ia takut ia tidak pernah cukup kuat tanpa Rio. Ia takut tak ada lagi alasan ia untuk tersenyum, karena selama ini Rio lah yang membuatnya tersenyum. Ia takut tak ada yang akan menghapus air matanya jika ia menangis. Terlalu banyak yang ia takuti. Rio kemudian membelai pipi Ify dengan lembut. Ify mencoba menutup matanya, mencoba meresapi waktu ini. Perasaannya semakin tak enak.
“I always love you, Alyssa. I never leave you, because I’ll always in your heart.” ucap Rio lembut. “Kamu tau apa yang aku minta waktu bintang jatuh? Aku mau kamu bahagia say. Baik itu ada aku di samping kamu atau...” Ujar Rio menahan nafasnya “tanpa aku” Tidak, Ify tidak ingin mendengar kata2 Rio lagi. Ia bisa menangis saat ini. Kalau ia menangis, ia tidak akan menepati janjinya pada Rio untuk tidak menangis.
“Fy, kamu mau janji sama aku satu hal?” Ify mengangguk
“Bahagia lah.”
“Tapi yo...”
“Sssh” Rio pun meletakkan jarinya di bibir Ify, meminta Ify tidak membantahnya. “boleh aku tidur di pundak kamu?” tanya Rio membuat Ify mengangguk.
bersamamu kulewati
lebih dari seribu malam
            DEG...Lagu ini merupakan lagu kesukaan Ify dan Rio. Sudah terlalu lama mereka tak pernah menyanyikan lagu ini lagi. Ify menutup matanya, menikmati suara lembut Rio
bersamamu yang kumau
namun kenyataannya tak sejalan
Tuhan bila masih ku diberi kesempatan
ijinkan aku untuk mencintanya
namun bila waktuku telah habis dengannya
biar cinta hidup sekali ini saja
            Nafas Rio memberat ketika menyanyi, Ify menyadarinya namun ia mencoba menepis segala pikirannya itu. Ia menggigit bibirnya lebih keras, agar ia tidak menangis. Mengapa lagu kesukaannya ini menjadi begitu menyakitkan saat ini
bersamamu kulewati
lebih dari seribu malam
bersamamu yang kumau
namun kenyataannya tak sejalan
Tuhan bila masih ku diberi kesempatan
ijinkan aku untuk mencintanya

            Tak ada nyanyian lagi dari Rio, bahkan suara nafasnya pun tak terdegar. Ify mencoba meraba denyut nadi Rio, dan Ify sadar satu hal, Rio telah pergi untuk selamanya.
            “Yo, kamu belum selesai nyanyiin lagu itu. Aku lanjutin ya” ujar Ify menahan isakan tangisnya, sambil memeluk tubuh Rio yang tidak bergerak
Namun bila waktuku telah habis dengannya
biar cinta hidup sekali ini saja
tak sanggup bila harus jujur
hidup tanpa hembusan nafasnya
tuhan bila waktu dapat kuputar kembali
sekali lagi untuk mencintanya
namun bila waktuku telah habis dengannya
biarkan cinta ini, biarkan cinta ini
hidup untuk sekali ini saja
“Maaf yo, malam ini saja, biarkan aku menangis”

The end

Sebenarnya cerita ini terinspirasi dari wisudaan sepupu, dan ngeliat banyak psangan. Hahaha. Awalnya mau happy ending, tapi waktu denger lagu glen fredly jadi pengen sad ending. Makasih udah mau membaca

0 komentar:

Posting Komentar