Seorang gadis dengan berwajah tirus duduk di bangku
taman sekolahnya. Ia menutup matanya sambil merasakan semilir angin sore yang
membelai wajahnya dan sinar matahari sore yang menyapanya. Matahari saat sore
hari memanglah kesukaannya. Ia merasa warna jingga itu merupakan warna yang
indah di mana membuat hatinya tenang. Memori tentang kisahnya kembali berputar
####
“Gimana menurut kalian?” tanya gadis cantik berwajah
tirus itu kepada puluhan pasang mata yang sedari tadi mendengar apa yang
diucapkan
“Tapi untuk pendaftaran atau penyebaran brosur
gimana?” tanya salah seorang yang berada di ruangan itu
“Untuk masalah pendaftaran, kita buka pendaftaran secara online. Sedangkan
brosur, selain kita kirim ke sekolah2 yang ada, kita juga upload di Fb, twitter
ataupun jadi DP BB kita masing2. Dan untuk semua itu, aku minta bantuannya dari
seksi publikasi dan dokumentasi serta seksi humas ” jawab gadis itu lagi
membuat semua kepala di ruangan itu mengangguk-angguk setuju dengan pendapatnya.
Gadis itu tersenyum bahagia. Rasa ketar-ketir nya menghilang sudah ketika
melihat puluhan kepala menyetujui rancangan idenya. “Aku rasa sekian presentasi
dari seksi acara” ujar gadis itu kemudian kembali ke tempat duduknya. Entahlah
atas alasan apa sampai ia dipilih sebagai ketua seksi acara untuk kegiatan
seminar nasional yang akan dilaksanakan. Ia bukanlah gadis yang terlalu pintar
di angkatannya, ataupun ia juga bukan salah satu gadis populer yang ada di
sekolahnya, dan perlu dicatat, ia juga bukan gadis yang gila akan organisasi,
sehingga ia tak pernah mengikuti kepengurusan OSIS. Tapi semua itu sepertinya
bukan merupakan bahan pertimbangan bagi ketua panitia untuk memilihnya sebagai
ketua seksi acara. Lantas karena apa? Ia sendiri juga tak mengerti. Bahkan
ketua panitianya saja ia baru kenal lewat panitia ini. Walaupun mereka sama2
berada di kelas XI tapi gadis itu berada di XI IPA 2, sedangkan ketua
panitianya XI IPS 1. Jadi kalau tak kenal, bukan hal yang besar kan?
“Oke, sekian rapat kita hari ini. Semuanya boleh
pulang. Terima kasih atas kerja samanya” ujar sang ketua panitia. “Ify, jangan
balik dulu ya, ada yang mau gue omongin sama lo.” Gadis itu pun mengangguk,
kemudian duduk menunggu semua panitia lain keluar dari ruangan.
“Ada apa Rio?”
“Untuk pembicaranya lo mau ngundang siapa?” tanya Rio
–ketua panitia-. Ify menepuk jidatnya sendiri
“Astaga gue lupa yo. Maaf, maaf. Kemaren gue terlalu
fokus buat bikinin susunan acaranya.” Jawab Ify jujur, agak sedikit takut
dimarahi Rio
“I knew it.
Gue tau lo pasti hectic banget,
makanya gue udah nyariin daftar pembicara yang bagus sesuai dengan tema kita.
Ini ada beberapa gue dapat recomment
juga dari beberap teman gue yang ada di sekolah lain. Ada nomor HP & alamat
emailnya juga. Well, mungkin lo perlu nyari2 biografinya & CV nya dulu,
buat tau siapa yang paling bagus.” Ujar Rio panjang lebar membuat Ify
mengangguk mengerti.
“Thanks banget yo. Gila, gue nggak tau kalau nggak
ada lo. Bisa bunuh diri kayaknya gue”
“Biasa aja kali. Udah ah, itu aja yang mau gue omongin. Pulang yuk, udah
sore.” Ify mengangguk, kemudian membereskan arsip2 yang bertebaran di atas
meja. “Pulang naik apa fy?”
“Metro mini” jawab Ify singkat tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Rio
“Gue anterin aja gimana? Lagian kan lo anak cewek”
“Emang kenapa kalo gue cewek?”
“Bahaya kalau pulang sore begini”
“Tenang aja yo, gue kan udah sabuk hitam.”
“Lo yakin nggak apa2?” tanya Rio memastikan lagi
“Nggak apa2 kok. Lo pulang aja. Lagian kalo lo nganterin gue, itu artinya
besok lo harus nganterin setiap cewek yang jadi panitia ke rumah mereka
masing2” jawab Ify membuat Rio meringis.
“Oke. Gue jalan duluan ya. Hati2 fy” ujar Rio kemudian meninggalkan Ify di
dalam ruangan rapat sendiri. Ify hanya geleng2 kepala melihat tingkah laku
ketua panitianya itu. Dulu ketika mereka belum saling mengenal atau lebih
tepatnya belum dekat, Ify menganggap Rio adalah orang yang dingin, sombong dan
tidak ramah dengan siapapun. Tapi saat ini pandangan Ify berubah, ia tahu
sekarang bahwa Rio adalah orang yang baik, ramah, bertanggung jawab, dan nggak
tanggung2 ia bakal membantu setiap anggota panitia.
****
“Ayolah fy, nyanyi satu lagu aja. ” ujar Via, sebagai vokalis band. Rio
memang memiliki sebuah band, dimana personilnya berasal dari sekolah yang
berbeda-beda namun mereka dipersatukan karena musik. Mereka bertemu saat lomba
yang dilaksanakan 2 tahun lalu, kecuali via yang notabene adalah sahabatnya
sejak kecil. Awal yang sama sekali tak mereka sangka-sangka, ternyata bisa
berakhir sebagai satu band, dengan Rio sebagai ketua dari band tersebut. Mereka
selalu menggunakan studio musik yang ada di rumah Rio sebagai tempat latihan
mereka. Walaupun masih tingkat lokal, karena hanya seputaran jabodetabek namun
itu sudah cukup membuat mereka menghasilkan duit sendiri untuk umur yang cukup belia.
Via sebagai vokalis, Rio sebagai gitaris, Cakka sebagai basis, Ray sebagai
drummer, Alvin sebagai keyboardist. Komposisi band, di mana Via menjadi
satu-satunya perempuan di band itu, dan mendapat perlakuan khusus dari para
lelaki yang ada di sekitarnya. Saat ini Ify memang diajak Rio latihan bersama
teman2 band nya. Semenjak Rio dan Ify berada dalam kepanitiaan yang sama, dan
acara seminar itu sukses, Rio dan Ify memang semakin dekat. Bahkan tak ada yang
bisa mengerti sebenarnya bagiamana hubungan mereka.
“Tapi kalau gue nyanyi, semuanya pada kabur ntar. Suara gue jelek.” Ujar
Ify nggak pede
“Nggak kok, gue yakin kita semua itu bisa nyanyi, karena dalam kehidupan
kita itu seperti melodi dengan lirik. Hanya bagaimana caranya saja yang mungkin
sedikit berbeda dan asing.” Ujar Alvin kali ini membuat semua mengangguk
setuju.
“Hmm, ya udah deh kalo gitu. Tapi kalo jelek, jangan kaget ya. Gue udah
ingetin sebelumnya”
Semua personil band tersebut langsung tersenyum, kemudian mengangguk setuju
dengan pernyataan Ify.
“Lagunya apa Fy?”
“Officially missing You - tamia” jawab Ify dan membuat semua personil
mengambil tempat masing-masing kecuali Via sebagai penonton kali ini.
Hmm...Ooh...ooh...
All I hear is raindrops falling on the rooftop
Ooh baby, tell me why’d you have to go
‘Cause this pain I feel it won’t go away
And today I’m officially missin’ you
I thought that from this heartache, I could
escape
But I fronted long enough to know
There ain’t no way
And today I’m officially missing you
Ooh...can’t nobody do it like you
Say every little thing you do, hey, baby
Say it stays on my mind
And I-I’m officially
All I do is lay around, 2 ears full of tears
From looking at your face on the wall
Just a week ago you were my baby
Now I don’t even know you at all, I don’t know
you at
all
Well, I wish that you would call me right now
So that I could get through to you somehow
But I guess it’s safe to say, baby
Safe to say that I-I’m officially missin’ you
Ooh...can’t nobody do it like you
Said every little thing you do, hey, baby
Say it stays on my mind
And I-I’m officially
Well, I thought I could just get over you, baby
But I see there’s something I just can’t do
From the way you would hold me
To the sweet things you told me
I just can’t find a way to let go of you
Ooh...can’t nobody do it like you
Say every little thing you do, hey, baby
Say it stays on my mind
And I-I’m officially
It’s official
Hoo, you know that I’m missin’ you, yeah, yes
All I hear is raindrops, oh, yeah
And I’m officially missin’ you
Ify mengakhiri nyanyiannya dengan tepuk tangan riuh dari semua personil
band tersebut
“Gilaaaa. Kayak begini dibilang jelek, ini mah keren banget fy. Suara lo
keren deh” puji Ray
“Gue yakin pasti Rio juga nggak nyangka lo punya suara keren kayak begini.”
Ujar Cakka
“Duh, kayaknya posisi vokalis gue bentar lagi bakal digeser sama Ify deh”
canda Via membuat semuanya tertawa.
“Fy, lo dipanggil mama tuh di dapur. Dia minta tolong lo buat bantuin dia”
ujar Rio
“Gue keluar ya. Selamat latihan semuanya” ucap Ify
“Eh fy, ntar kalo pulang bilang gue ya, biar gue anterin” ucap Rio dibalas
anggukan oleh Ify, kemudian meninggalkan studio musik mini yang ada di rumah
Rio itu.
“Ify deket sama nyokap lo yo?” tanya Ray
“Iya”
“Emang ini bukan pertama kalinya dia datang ke sini?”
“Nggak. Kayaknya udah kelima atau keenam deh. Gue juga lupa” jawab Rio
santai membuat semua personil band semakin cengo. Pasalnya, Rio nggak pernah
membawa gadis ke rumahnya dan memperkenalkan kepada orang tuanya. Pengecualian
terhadap Via dan mantannya, atau mungkin masih pacarnya sampai sekarang
“Lo pacaran sama Ify?” tanya Ray disambut pukulan dengan stick drum di
kepala Ray oleh Rio
“Sembarangan. Gue sama dia Cuma teman doang kok.”
“Yakin? Padahal Ify manis loh, baik, jago musik, kalo lo nggak mau sih gue mau”
ujar Cakka membuat Rio langsung melotot
“Enak aja. Nggak boleh.”
“Kenapa yo? Nggak rela ya?”
“Hmm, bukan gitu. Tapi dia udah kayak adik bahkan sahabat gue sendiri, masa
gue ngizinin lo yang berjabatan sebagai ketua playboy sedunia buat deketin dia.
Gue nggak setuju” ujar Rio tegas membuat yang lainnya nyengir. Sepertinya ada
yang berbeda dari apa yang dikatakan Rio. Yah, antara yang diucapkan Rio dengan
tatapan matanya dan hatinya mungkin. Sedangkan Via memandang Rio penuh tanya.
Begitu banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Rio. Namun ia rasa saat
ini bukan waktu yang tepat. Mungkin nanti. Via menghembuskan nafasnya kemudian
berdiri
“Udah jangan berantem. Kita latihan sekarang” ajak Via membuat Rio menarik
nafas lega agar tidak digoda oleh teman2nya yang lain.
****
Rio, cakka, Alvin, ia, dan ray pun keluar dari studio
mini mereka itu. jika sudah seperti ini mereka bisa menghabiskan terlalu banyak
waktu. Empat atau 5 jam, entahlah mereka sendiri tak menyadarinya
“Akhirnya kalian selesai juga. Rio tolong anterin Ify
ya. Dari tadi dia udah mau pulang, tapi mama cegah soalnya dia ngoo buat naik
metromini ketimbang dianter kamu”
“Lho, kan tadi gue udah bilang fy, kalo mau pulang
panggil gue aja. Lo kan jadi nunggu lama”
“Nggak enak yo. Kalian kan lagi latihan, masa iya gue
ganggu Cuma buat nganterin gue balik. Lagian gue juga udah gede, bisa lah gue
pulang sendiri”
“Tuh denger
deh yo. Akhirnya mama harus cegah dia buat pulang terus” Ify hanya meringis,
merasa tak enak dengan yang lain
“Atau pulang bareng gue aja fy, ntar gue anter” ucap
cakka membuat Rio langsung melotot padanya
“Nggak. Gue aja yang anterin” bales Rio kemudian
menarik tangan Ify “Ma, Rio pergi ya” kemudian ia berlalu meninggalkan
teman2nya yang bingung khususnya via dengan sikapnya barusan. Bukankah Rio tak
pernah bersikap baik dengan seorang gadis?
“Pegangan fy” ujar Rio ketika menaiki motor ninjanya
itu. Ify hanya memegang ujung jaket Rio. Dengan sigap, Rio langsung menarik
tangan Ify untuk melingkar di pinggangnya. Belum sempat Ify menariknya, Rio
sudah mencengkram tangannya erat. “Gue nggak mau lo jatuh” ujar Rio membuat Ify
pasrah dan tak berontak lagi. Rio tersenyum penuh kemenangan. Selama perjalanan
pun, mereka hanya diam. Ntah karena tak ada topik yang ingin dibicarakan atau
mereka sedang menikmati saat2 seperti ini yang membuat mereka harus mati2an
menahan debaran jantung di dada mereka
“Nggak mau masuk dulu yo?” ajak Ify lembut sambil
menyerahkan helm yang ia gunakan tadi pada Rio, ketika mereka telah sampai di
rumah Ify.
“Hmm, nggak usah fy. Udah malem”
“Makasih ya. Maaf ngerepotin” Rio mengangguk kemudian
mengacak rambut Ify dengan lembut. Rio pun menstarter motornya kemudian
meninggalkan Ify yang masih mematung dengan sikap yang dilakukan Rio. Mungkin
terlalu sering Rio mengacak rambutnya, namun tetap saja membuat jantungnya
berdebar kencang. Ify pun memasuki rumahnya dengan senyuman yang tak pernah
bisa lepas dari wajahnya. Beginikah rasanya jatuh cinta? Atau karena ia hanya
merasa nyaman dengan adanya sosok Rio di sampingnya?
Rio menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Senyum terukir di
bibirnya, ketika mengingat bagaimana Ify memeluk pinggangnya ataupun getaran
halus ketika ia menggenggam tangan Ify. Seperti ada yang menggelitik di dalam
perutnya. Perasaan yang sudah lama tak pernah ia rasakan. Semua lamunannya
harus berakhir ketika HP-nya bergetar.
Ify calling....
“Hallo”
“Udah nyampe rumah yo?” tanya Ify memastikan
“Udah kok. Baru aja.” Jawab Rio, kemudian keduanya sama2 diam. “Hmm, lagi
ngapain fy?”
“Mau ngerjain tugas fisika doang. Lo?”
“Cuma lagi telponan sama lo, sambil mikirin lo”
“Nggak lucu yo. Udah ah, gue tutup ya.” Ujar Ify membuat Rio sebenarnya tak
rela mengakhiri pembicaraan mereka.
“Oke. Tidurnya jangan malam2 fy.”
“Iya lo juga. Bye yo”
“bye”
Baru saja Rio meletakkan HP-nya, HP-nya bergetar lagi. Nomor tak dikenal.
Rio pun menekan tombol hijau yang ada di HP nya, mendekatkan HP ke telinganya
“Hallo Rio?” hanya sapaan singkat dari seberang namun cukup membuat Rio
terdiam, rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat, jantungnya berdebar
kencang, dan ada perasaan aneh yang berkecamuk dalam dadanya. Suara yang sudah
begitu lama tak ia dengar. Suara yang dulu menghiasi hari2nya “Aku di jakarta”
kalimat itu membuat Rio sama sekali tak tau harus bersikap seperti apa
****
Via mendengus sebal kemudian membuang HP nya ke atas
tempat tidur.
“Rio telponan sama siapa sih, lama banget. Gue udah
ngehubungin dia dari tadi tapi masih nggak bisa juga. Lihat aja, ntar kalo gue
udah bisa ngehubungin dia, gue marah2in dulu” omel via sambil menatap boneka
yang sedang ada di tangannya. HP via berdering membuat Via langsung mengangkat
telponnya dengan cepat apalagi setelah melihat penelponnya adalah Rio, orang
yang dari tadi ia hubungi untuk meminta penjelasan
“Vi, dia balik” kalimat pertama yang diucapkan Rio membuat Via
memekik pelan kemudian menutup mulutnya sendiri. Segala omelan yang sudah ia
siapkan, semuanya hilang.
****
Rio menatap gadis yang sudah begitu lama tak ia
lihat. Gadis yang sempat menawarkan cinta pertama kali pada Rio namun gadis
yang pertama kali juga membuat ia kecewa dan sakit hati. Rio akhirnya
memutuskan untuk duduk di sebelah gadis itu tanpa banyak komentar
“rio aku senang kamu datang” ucap gadis itu dengan
mata berbinar dan senyum yang terukir di wajahnya, seperti anak kecil yang
mendapatkan mainan baru. Namun sedetik kemudian, senyuman itu sirna ketika
melihat wajah Rio yang sama sekali tak bersahabat. “Maaf” ujar gadis itu sambil
menggigit bibirnya
“Aku tau aku salah ninggalin kamu gitu aja. Tapi aku
pergi pun karena papa harus ngurusin perusahaannya di sana, makanya aku tiba2
berangkat yo. Aku nggak maksud buat nggak ngasih kabar ke kamu ataupun
ninggalin kamu tanpa kepastian, tpai aku benar2 nggak dibolehin buat menggunakan
gadget apapun selama aku di sekolah
asrama yo. Sekarang aku balik karena papa udah selesai dengan perusahaannya di
sana, dan ia sedang ada proyek besar di jakarta. Satu tujuan aku balik ke sini
Cuma mau ketemu kamu, jelasin semuanya ke kamu. Aku minta maaf yo” ujar gadis
itu sambil menitikkan air matanya. Rio menghembuskan nafasnya dengan kesal
“Jangan nangis. Aku kan udah bilang paling nggak suka
ngeliat kamu nangis” ujar Rio sambil menghapus air mata yang ada di pipi gadis
itu dengan kedua ibu jarinya.
“Yo, kamu mau kan maafin aku?” tanya gadis itu. Rio
menatap mata gadis itu, mencari kejujuran dan ketulusan. Hal yang sudah lama
tak pernah Rio lakukan.
“Ya, aku maafin kamu”
“Makasih yo” ucap gadis itu kemudian memeluk erat
tubuh Rio “Hmm, sebenarnya hubungan kita sekarang gimana yo?” tanya gadis itu
sedikit ragu. Takut Rio akan marah, atau malah menjawab bahwa Rio sudah
memiliki kekasih lain.
“Aku nggak tau. Kasih aku waktu untuk mikirin
semuanya” jawab Rio akhirnya membuat gadis itu mengangguk
****
Ify memasuki kamarnya, dengan begitu banyak
pertanyaan yang melintas di pikirannya. Siapa gadis yang berpelukan dengan Rio
tadi? Atau ada hubungan apa antara gadis itu dengan Rio? Kenapa ia harus cemas?
Kenapa ia harus takut Rio meninggalkan dia? Bukankah dia memang bukan siapa2?
Kedekatan mereka inipun bukankah hanya sekedar hubungan sahabat? Semakin ia
memikirkannya, semakin membuat hatinya pilu
Rio calling...
Ify menggigit bibirnya, masih bingung apakah ia akan
menjawab telepon Rio atau tidak . Tapi ia sadar, ia bukan orang yang suka lari
dari masalah. Ia juga merupakan tipe orang yang akan penasaran, jadi lebih baik
ia tidak menghindari Rio. Kecuali jika Rio memintanya
“Fy, gue di depan rumah lu sekarang” Ify pun
mengangguk namun ia sadar bahwa Rio tidak bisa melihat ekspresinya. Akhirnya ia
membukakan pintu pada Rio
“Masuk yo. Ada apa nih sampai nyari gue?” tanya Ify
kemudian duduk di depan Rio “Btw, lo mau minum apa?” tanya Ify lagi, namun
setelah itu keduanya hanya diam.
“Shilla” ucap Rio lirih membuat Ify mengerutkan
keningnya tak mengerti. Ada minuman baru yang bernama Shilla? “Shilla, pacar
dan cinta pertama gue. Tadi gue ketemu dia di taman kompleks” ujar Rio seolah
bisa membaca pikiran Ify. Jadi Shilla nama gadis yang bersama Rio dan memeluk
Rio
“Dulu gue pacaran sama dia waktu SMP kelas 3. Dia
pergi, tapi nggak ada kata putus di antara kita sampai sekarang. Tadi dia
datang dan ngejelasin semuanya ke gue” jelas Rio panjang lebar kemudian
menceritakan apa yang dikatakan Shilla tanpa kurang suatu apapun, membuat Ify
harus berulang kali menarik nafasnya dalam, menetralisir rasa sakit di hatinya.
“Lo masih sayang sama dia?” tanya Ify tiba2, namun
kemudian merutuki pertanyaannya “Maksud gue...”
“Gue nggak tau” potong Rio “Saat dia kembali, gue
pengen balik lagi ada di sisi dia. Tapi saat ini gue ngerasa sayang sama gadis
lain. Gadis yang udah berhasil ngebuka pintu hati gue, yang kuncinya Cuma
dipegang sama Shilla. Tapi gue nggak tau, apakah dia memiliki perasaan yang
sama atau nggak. Menurut lo gimana fy? Gue harus balik lagi sama Shilla atau
gue harus perjuangin gadis itu?” Hati
Ify mencelos mendengar penuturan Rio. Selain Shilla ada gadis lain yang disukai
Rio. Jadi ia sama sekali tak ada tempat di hati Rio. Setidaknya, tempatnya
hanya sebagai sahabat dan pendengar yang baik. Takkan pernah bisa lebih dari
itu.
“Menurut gue, lo harus pastiin perasaan lo, baik ke
Shilla atau gadis itu. Apakah lo emang masih sayang sama Shilla atau lo hanya
obsesi semata? Apakah lo beneran sayang sama gadis itu ataukah hanya kebetulan
gadis itu datang saat lo merasa kesepian, sehingga lo merasa nyaman dengan
posisi itu. Lo harus pikirin dan putusin itu baik2 yo. Masalahnya ada 3 hati
dalam cerita lo. Shilla, gadis itu dan lo sendiri. Gue yakin salah satu
keputusan lo pasti ada yang akan sakit hati, tapi lo cari paling minimal, di
mana lo juga ngerasa bahagia” ujar Ify panjang lebar membuat Rio terperangah
“Gue nggak nyangka lo bisa ngasih saran yang luar biasa.
Nggak salah emang kalo waktu itu gue masukin lo jadi ketua seksi acara seminar
nasional” ujar Rio membuat Ify langsung melemparkan bantal ke wajah Rio.
“Kayaknya lo pengalaman banget masalah beginian. Udah pernah ngerasain ya?”
“Pengalaman kan nggak perlu datang dari diri snediri,
tapi bisa juga dari orang lain. Udah ah, ada yang masih mau lo omongin lagi
nggak? Kalau nggak gue masti nyelesaiin LPJ”
“Hari gini masih ngerjain LPJ?” sindir Rio membuat
Ify mengerucutkan bibirnya
“Lo kan yang nyuruh gue, dasar manusia nggak
berperasaan.”
“Hehehe, ampun fy. Ya udah gitu aja. Gue balik ya.
Makasih buat sarannya” ujar Rio kemudian mengacak rambut Ify lagi seperti
kebiasannya. Ify hanya mengangguk kemudian tersenyum tipis. Masih sulit untuk
berpikir apa yang harus dilakukannya. Rio berlalu dari pandangannya, dan tanpa
bisa ditahan air matanya meluncur sempurna. Ia bukan gadis cengeng, namun ia
hanyalah seorang gadis yang hatinya bisa terluka. Satu yang ia tahu, ia hanya
bisa menyimpan perasaan ini dalam2
****
Seminggu Rio kembali dekat dengan Shilla, seminggu,
pula Ify harus menahan sakit hatinya. Seminggu juga Ify harus cukup puas dengan
hubungan persahabatannya bersama Rio. Namun Ify masih merasa bersyukur
setidaknya Shilla tidak harus satu sekolah dengannya. Jadi di sekolah ia masih
bisa tetap dekat dengan Rio , namun setelah itu kembali lagi ia harus menelan
kepahitan yang dirasakan, ketika melihat Hsilla menunggu Rio di depan gerbang
sekolah atau Shilla yang bergelayut manja di lengan Rio. Bukan berarti ia
hendak merebut Rio. Bukan sama sekali. Tapi Rio lah yang selalu mencari dirinya
untuk menceritakan kisahnya dengan Shilla selama seharian. Shilla pun telah
mengenal dirinya sebagai sahabat Rio sama seperti Via, dan Shilla baik2 saja
dengan kedekatannya dengan Rio. Karena menurut shilla, sahabat itu memang sulit
dicari. Tapi apakah shilla tak pernah sadar bahwa perasaan cinta pun bisa
tumbuh kapan saja? Ify bergegas pulang ke rumah sebelum ia harus melihat
pemandangan yang menyakiti hati.
“IFY” panggil seseorang membuat dirinya menghentikan
langkah, dan mencari sumber suara. Ada tampang sosok laki-laki tampan yang
berdiri tak jauh dari mobil porsche merahnya, sambil melambaikan tangannya ke
arah Ify. Ify membulatkan matanya, memastikan bahwa ia sedang tidak
berhalusinasi saat ini. Saat sudah yakin bahwa ia tidak sedang fatamorgana
ataupun bermimpi, ia pun berlari menghampiri lelaki itu kemudian memeluknya.
“KA IEEELL” teriak Ify heboh. Iel pun hanya tertawa
sambil membalas pelukan Ify, sambil sesekali menepuk puncak kepala Ify, tak
lupa ia mengecup kening Ify.
“Gimana kabarmu?”
“Hmm, seperti yang pernah aku ceritain.”
“Ah, jadi udah masuk episode berapa?” ledek Iel,
membuat Ify langsung mencubit perut Iel “Aww, ampun fy. Kamu sama sekali nggak
berubah.”
“Biarin” balas Ify kemudian melipat tangannya di
depan dada, kemudian menggembungkan pipinya seperti anak kecil yang sedang
ngambek
“Yah, ngambek deh” ujar Iel kemudian mencubit pipi
Ify. Semua gadis yang ada di sekolah itu pun memekik melihat Ify yang begitu
mesra dengan cowok cakep
“IFY” Ify kemudian berbalik memandang orang yang
memanggilnya. Ah, ternyata hari ini pun ia masih harus melihat kemesraan Rio
dan Shilla
“Hai Shill, yo” balas Ify sambil tersenyum manis
“Ini pacarmu fy? Cakep banget” tanya Shilla ketika
melihat Iel, membuat Rio merasa tak terima dengan kalimat ‘pacar Ify’. Rio
memandang sinis pada Iel.
“Ya ampun yoo, muka kamu jangan gitu dong. Jangan cemburu, mentang2 aku
bilang pacar Ify cakep. Menurut aku, kamu tetap paling cakep kok” ujar Shilla
membuat Ify mau tak mau menatap wajah Rio. Ya, cemburu, Itu yang Rio rasakan
saat ini. Bukan karena Shilla, tapi karena Ify yang dekat dengan lelaki di
hadapannya saat ini. Bahkan tangan Ify sama sekali tak terlepas dari genggaman
lelaki itu
“Kenalin ini Shilla, dan pacarnya rio” ujar Ify memperkenalkan Shilla dan
Rio pada Iel
“Ah, gabriel” ujar Iel sambil tersenyum ramah pada keduanya. Rio melengos,
tak suka dengan sikap Iel yang terlalu ramah. “Ayo fy, kita pulang.” Ujar Iel
kemudian membuka kan pintu mobilnya untuk Ify.
“Shilla, Rio, gue duluan ya. Bye” pamit Ify kemudian masuk ke mobil Iel.
Iel pun hanya tersenyum, kemudian masuk ke mobilnya, dan melajukan mobilnya.
Pandangan Rio sama sekali tak lepas dari mobil porsche merah itu. Ia tak terima
Ify dekat dengan lelaki lain. Hanya ia yang boleh memiliki Ify. Egoiskah?
Bukankah cinta memang egois?
“Cemburu?” tanya Shilla membuat Rio tersentak dengan pertanyaannya “Yakin
masih mau dilanjutin?”
“Ayo gue anterin pulang” ujar Rio dingin pada Shilla, membuat gadis itu
hanya mengangguk.
****
“Jadi itu yang namanya Rio?” tanya Iel tidak
mengalihkan pandangannya dari jalanan
“Ya”
“Cakep sih, tapi aku lebih cakep ”
“Ih ka Iel, narsisnya jangan mulai deh” dengus Ify,
membuat Iel terkekeh “Btw, ka Iel kok nggak bilang kalo hari ini balik dari europe? Terus tinggal di sini berapa
lama? Atau mau cari kerja di sini aja? Tapi bukannya di sana gajinya lebih
gede? Di sana udah dapat cewek belum ka?” tanya Ify tanpa henti membuat Iel
menggelengkan kepalanya. Dua tahun ia meninggalkan adiknya ini, tapi sama
sekali tidak ada perubahan, ia tetap saja akan cerewet seperti ini.
“Nanya nya satu2 neng” ujar Iel setelah Ify berhenti
bertanya. Ify hanya nyengir “Maaf ya aku nggak sempat bilang ke kamu, lagian
aku juga mau ngebuat surprise. Aku
mau nyari kerja di sini aja. Emang sih, gaji di sana bisa 3x lipat gaji di
Indonesia, tapi aku nggak mau ngebiarin adik aku yang satu2nya ini sendirian di
Indonesia, sambil galau gara2 Rio. Hahaha” ujar Iel membuat Ify memanyunkan
bibirnya. Kakaknya ini memang senang sekali menggodanya. Iel termasuk anak yang
cukup pintar, sehingga hanya dengan waktu 2 tahun ia dapat menyelesaikan kuliah
S1 nya di negeri tetangga.
“Toh juga karena pacarku di sini. Nggak enaklah, long distance kelamaan.” Ujar Iel lagi
“Hah? Ka Iel udah punya pacar? Siapa ka? Kok nggak
dikenalin? Kapan jadiannya? Udah lama? Kok nggak pernah cerita ke aku? Anak
mana ka? Siapa namanya? Cantik nggak orangnya? Terus dia...” tanya Ify beruntun
kembali, namun langsung menutup mulutnya setelah sadar bahwa ia telah
menanyakan begitu banyak pertanyaan sekaligus
“Makanya aku jemput kamu buat ngenalin dia ke kamu.”
“Asyiiiik, ketemu kakak ipar. Berarti aku dapat PJ
nya dong? Cihuuuy...” seru Ify dengan bahagianya
****
Kalau ada yang bilang bahwa dunia ini hanya selebar
daun kelor, maka Ify adalah orang yang pertama kali menyetujuinya. Ia masih tak
percaya siapa yang ada di hadapannya saat ini, sebagai calon kakak iparnya.
“Aku
nggak nyangka kalo kalian berdua ternyata saling kenal” ucap Iel
“Iya, aku kenal Ify dari Rio. Aku kan vokalis band
yang Rio buat” ujar Via, namun masih memperhatikan ekspresi Ify. Sejak masuk ke
restoran ini, Ify sama sekali tak berbicara dengannya, bahkan ekspresinya
begitu datar. Apakah Ify tak menyetujui hubungannya dengan kakaknya? ”Fy, kamu
kok diam? Nggak setuju ya aku sama kakakmu?” tanya Via to the point. Ify menggelengkan kepalanya untuk menyingkirkan
segala lamunannya dari tadi
“Hmm, aku Cuma bingung ntar mau manggil kamu Via,
atau ka Via, karena bakal jadi kakak iparku” jawab Ify sambil mengedipkan
sebelah matanya dan membuat Via serta
Iel tertawa lega dengan jawaban Ify.
“Astaga Ify, kamu bikin aku deg2 an tau nggak sih.
Panggil aku via aja, adik ipar” jawab Via santai. Ify pun tertawa. Dia bahagia
jika kakak yang paling dia sayangi bahagia, apalagi dengan orang yang
setidaknya sudah ia kenal.
****
BUG...
1 pukulan Rio telak mengenai wajah Iel.
“Lo kenapa sih?” tanya Iel tidak terima dipukul
begitu saja, ketika ia sedang menunggu Via keluar dari toilet
“Lo yang apa2an. Tadi siang lo mesra2an sama Ify,
sekarang lo jalan bareng cewek lain. Lo punya hati nggak sih?” ujar Rio marah
masih mengepalkan tangannya, dan ingin memukul Iel lagi.
“RIO, IEL” teriak Via membuat keduanya langsung
menoleh
“Lo kenal dia Vi?”
“Dia pacar gue yo.” Jawab via yang masih tak mengerti
ada masalah apa ini
BUG....
“RIO” pekik Via ketika Rio memukul Iel lagi
“Lo keterlaluan lo lukain sahabat gue dan Ify.” Ujar
Rio pada Iel “Via, lo jangan pernah percaya sama dia, tadi siang gue liat
dengan mata kepala gue sendiri dia jalan berdua bareng Ify” ujar Rio pada Via
membuat Via mau tak mau melongo. Namun kemudian ia menyadari, bahwa Rio
cemburu, tak terima Ify bersama orang lain. Ia juga sadar bahwa Rio sama sekali
tak tau Iel merupakan kakak Ify
“Tapi yo...” Via ingin sekali menjelaskannya pada Rio
namun tangannya ditahan oleh Iel seolah itu menjelaskan bahwa ini bukanlah saat
yang tepat, karena Rio pasti takkan percaya
“Terus ada masalah kalo gue dekat sama Ify dan Via?
Hah? Emang mereka siapa lo?” tanya Iel santai
“Via sahabat gue, dan Ify....” Rio terdiam tak tau
harus menjawab apa.
“Lo nggak bisa ngejawab karena lo bingung atas
perasaan lo sendiri atau lo berusaha nutupin perasaan lo?” tanya Iel membuat
Rio langsung mengatupkan bibirnya. Iel pun menarik Via pergi dari tempat itu
agar tidak semakin menjadi tontonan orang banyak di situ. Ify memang tak
bersama mereka berdua saat ini, karena Ify tak ingin menjadi obat nyamuk di
antara mereka berdua. Toh ia juga sadar, bahwa kakaknya pun punya privasi untuk
berdua saja.
Rio mematung, mungkin ini saatnya ia mengakhiri semua
permainan yang ia buat sendiri.
“Shill, gue rasa gue bakal jujur dan mau berhenti
dari permainan ini” ujar Rio di telepon, dan langsung meninggalkan tempat itu.
Ada satu tujuan yang ada di otaknya saat ini, yaitu rumahnya Ify.
*****
“Fy, lo harus percaya sama gue, Iel selingkuh di
belakang lo bareng Via” Rio mencoba menjelaskan pada Ify, membuat Ify melongo
tak percaya
“Tapi yo, dia nggak selingkuh.”
“Please lo harus percaya sama gue.”
“Tapi yo..”
“Gue Cuma nggak mau lo nanti sakit hati”
“Please yo biarin gue ngomong” ucap Ify akhirnya “Ka
Iel nggak mungkin selingkuh. Ka Iel sama Via memang udah pacaran sejak 1 tahun
yang lalu. Gue nggak bakal sakit hati, gue malah bahagia, karena kakak gue
satu2nya akhirnya menemukan pasangannya.” Jelas Ify panjang lebar ‘Dan kalau
gue sakit hati pun itu bukan karena dia, tapi karena lo yo’ batin Ify
melanjutkan kalimatnya. Gantian Rio yang melongo
“Ja..jadi..Fy, gue minta maaf ya sama kakak lo, gue tadi mukulin dia,
karena gue pikir dia selingkuh di belakang lo” ujar Rio membuat Ify melotot.
“Astaga Rioo..Udah, mending lo jangan urusin
kehidupan gue yo, daripada semuanya jadi salah paham” ucap Ify “Sekarang lo
pulang aja, gue mau nelpon kakak gue dulu. Apa kabarnya dia, setelah lo
pukulin” sindir Ify
“Maaf fy”
“Jangan minta maaf sama gue. Lo nggak ada salah sama
gue. Minta maaf sama ka Iel langsung. Itu pun kalo lo cukup gentle ngakuin kesalahan lo”
****
Malam ini, Ify menggunakan mini dress berwarna baby pink,
dengan flatshoes berwarna sama,
rambutnya pun dikeriting gantung, membuat dia nampak begitu cantik, dan semua
mata memandangnya. Sekolahnya memang selalu merayakan acara white days selain acara valentine day. Dan di sinilah ia
sekarang, di aula sekolahnya yang bisa menampung siswa siswai dari kelas X-XII.
“IFY” panggil Shilla sambil melambaikan tangannya.
Ify pun menghampiri Shilla yang berdiri di sudut ruangan “Lo cantik banget
malam ini”
“Ah lo bisa aja shill, lo juga cantik kok” puji Ify
membuat Shilla hanya tersenyum tipis.
“Acaranya udah mulai dari tadi ya?”
“Hmm, lumayan. Mungkin sekarang pertengahan acaranya”
“Astaga, gue telat banget dong. Apa aja nih yang gue
lewatin?”
“Cuma drama romeo juliet, beberapa nyanyian grup
band, dan tak lupa ada yang nari” ujar Shilla membuat Ify mengangguk mengerti
“Mari kita panggilkan, united band” panggil MC-nya membuat Ify memekik perlahan, ketika
melihat Cakka, Alvin, Ray, Via, dan Rio. Namun ada yang berbeda, Rio menjadi
vokalis, Via gitaris nya.
“Lagu ini gue persembahkan buat gadis yang special di
hati gue.” Ujar Rio sebelum memulai laugnya
“Betapa beruntungnya gadis itu. Seumur-umur, gue
jadian sama Rio, dia nggak pernah nyanyi buat gue. Emang gadis itu special”
ujar Shilla membuat Ify menoleh padanya dan mengerutkan keningnya tak mengerti.
Kalau lagu ini bukan untuk Shilla, lantas untuk siapa?
Bucket full of tears
Baby know I’m here
I’m here waiting
“Ada hal yang harus lo tau fy”
close your precious eyes
And just realize
I’m still fighting
“Setelah gue balik lagi ke Indonesia, dan gue jujur sama Rio, gue nggak
balik lagi sama dia.” Ify menatap Shilla tak percaya. Lantas apa yang terjadi
selama seminggu ini?
For you to be with me
Sit under this tree
And we can watch the sunrise
we can watch the sunrise
Wake up feel the air that I’m breathing
I can’t explain this feeling that I’m feelin
I won’t go another day without you
“Hatinya dia udah bukan milik
gue lagi. Tapi dia minta gue buat pura2 balikan lagi sama dia. Sebenarnya Cuma
pengen ngeliat reaksi gadis special itu. Apakah gadis itu cemburu, ataukah
nggak. Tapi ternyata gadis itu sama sekali nggak menunjukkan reaksi apapun.
Malahan ia yang dibuat cemburu, karena gadis itu bersama lelaki lain, yang
ternyata adalah kakaknya sendiri” ify langsung tersadar bahwa ini adalah bagian
dari kisahnya. Jadi apakah gadis itu adalah dirinya?
I know your feeling down
Like no ones around
But baby your wrong
Just get rid of the fear
Promise that I’m here
I’ll never be gone
“Lagu ini buat lo fy” ujar Shilla akhirnya kemudian berjalan meninggalkan
Ify yang masih mematung di tempatnya. Apa ia tidak sedang bermimpi? Ia melihat
Rio yang sedang menatap tepat kearah kedua manik matanya.
So baby come with me
We can fly away and we can see the
Stars shine And baby you can be my love
Wake up feel the air that I’m breathing
I can’t explain this feeling that I’m feeling
I won’t go another day without you
Hold on I promise its gets brighter
When it rains I’ll hold you even tighter
I won’t go another day without you (without you)
This is me tonight
No more games and no more lies
And I know its right
Cause of the way you look into my eyes
And when I hold you tight
The worries disappear I’m glad your in my life
Wake up feel the air that I’m breathing
I can’t explain this feeling that I’m feeling
I won’t go another day without you
Hold on I promise its gets brighter
When it rains I’ll hold you even tighter
I won’t go another day without you (without you)
Setelah selesai, Rio menarik tangan Ify keluar dari Aula yang begitu penuh
sesak.
“Fy gue mau jelasin semuanya” ujar Rio namun Ify langsung meletakkan
telunjuknya di bibir Rio.
“Shilla udah ngomong ke gue. Gue udah tau semuanya”
“I Love you” ungkap Rio dengan
begitu lembut membuat Ify mematung. Ify tak butuh kalimat lain yang lebih
gamblang untuk memintanya menjadi milik Rio. Hanya kalimat sederhana itu, namun
sudah cukup sebagai tanda bahwa mereka berada dalam hubungan khusus
“I love you too” ucap Ify. Rio pun mendekap tubuh
gadisnya itu. Tak ingin melepaskannya lagi.
“Ehmm”
“Eh kakak ipar, maafin gue ya” ujar Rio sambil
menggaruk tengkuknya yang nggak gatal ketika melihat Iel sedang menggandeng Via
dan berdiri tak jauh dari mereka berdua
“Gue maafin. Tapi kalo lo ngebuat Ify nangis lagi,
orang yang pertama kali gue cari adalah lo.” Ujar Iel
“Siap bos” ujar Rio sambil mengacungkan ibu jari
tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memeluk pinggang Ify.
#####
Gadis itu membuka matanya lagi ketika merasa ada seseorang menghalangi
sinar matahari sore itu
“Maaf ya lama” ujar sosok laki-laki yang berdiri di depannya itu.
Gadis itu menggeleng “Nggak apa2 kok”
Tanpa bertanya lagi, si laki-laki itu pun duduk di sebelah sang gadis.
Laki-laki itu hanya diam dan memperhatikan wajah gadis di sampingnya itu.
“Kenapa?” tanya gadis itu membuat si laki2 tersentak dari lamunannya
“Kenapa?” tanya si laki2 tak mengerti pertanyaan yang keluar dari mulut
gadis itu
“Kenapa kamu ngeliatin aku kayak gitu?”
“Aku belum pernah bilang ya kalau aku suka ngeliat kamu yang menikmati
senja?”
“Tapi jangan diliatin gitu juga”
“Salting ya?” ujar laki-laki itu sambil terkekeh
“Riooo, jangan ngegodain aku deh”
“Hmm dan kamu juga perlu tau fy, bahwa aku juga senang melihat wajah kamu
yang cemberut karena aku godain” Belum sempat ify membalas rio, HP-nya bergetar
dan itu cukup baginya untuk tau bahwa Iel menanyakan keberadaan dirinya. Sejak Iel
balik dari Euorpe, Iel menjadi orang
yang sangat protektif terhadap dirinya
“Udah ah. Ka Iel udah nanyain aku di mana. Yuk pulang.” Rio pun mengangguk
kemudian menggenggam tangan Ify lembut sampai ke parkiran. Ia bahkan tak habis
pikir bagaimana dulu ia bisa cemburu pada Iel. Tapi saat ini ia bersyukur karena
Iel lah yang membuat ia semakin yakin akan perasaannya pada gadis itu. 1 tahun
sudah berlalu, sejak ia jadian dengan gadisnya ini. Sebentar lagi mereka akan
meninggalkan putih abu-abu.
“Pegangan ya” ucap Rio ketika berada di atas motor. Saat ini tanpa ragu,
Ify memeluk tubuh Rio, kemudian menyenderkan kepalanya ke punggung Rio. Rio
hanya tersenyum tipis, kemudian menjalankan motornya.